1 Tuliskan hubungan antara teknologi informasi dengab proses penelusuran informasi online! Jawab : Teknologi informasi: teknologi menyampaikan suatu informasi ke masyarakat luas dalam suatu teknologi atau mesin Teknologi online: Teknologi yg menggunakan suatu teknologi internet atau data selular teknologi online disampaikan dengan cara contoh : WhatsApp, message, Facebook,atau sebagainya 2.
Skip to content Produk Zahir AccountingZahir ERPZahir HRZahir POSPOSXPOS RestoDagang & DistribusiRitelKontraktorJasaResto & Coffee ShopTravelManufakturNirlabaMinimarketAkuntansiBisnisKeuanganMarketingLainnya Tips & TrikMarketingEtos KerjaProfesi & KarirEkonomiEntrepreneurshipCoba Zahir, Gratis Hubungan Bisnis dan Teknologi Informasi Serta Manfaatnya Home » Hubungan Bisnis dan Teknologi Informasi Serta Manfaatnya Hubungan Bisnis dan Teknologi Informasi Serta Manfaatnya Bisnis dan teknologi informasi merupakan dua hal yang berkaitan. Terlebih di era saat ini teknologi memiliki peran yang besar bagi aktivitas manusia. Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin cepat, salah satunya yaitu teknologi informasi. Tanpa peran teknologi informasi mungkin perkembangan tidak akan maju seperti saat ini. Secara fungsi teknologi informasi memiliki guna untuk menjadi solusi dari permasalahan yang ada, membuat aktivitas menjadi efektif dan efisien, serta meningkatkan kreativitas. Teknologi informasi sendiri sudah masuk ke semua bidang, salah satunya bisnis. Pada masa seperti ini apabila bisnis tidak mengikuti teknologi akan terancam bangkrut. Setelah mengetahui penjelasan singkatnya, pastinya Anda sudah tahu bahwa teknologi informasi sangat berperan penting dalam kehidupan kita? Untuk itu pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang artikel bisnis dan teknologi informasi. Yuk simak penjelasannya di bawah ini. Pengertian Teknologi InformasiDaftar Isi1 Pengertian Teknologi Informasi2 Peran Penting Teknologi Informasi pada Bisnis3 Hubungan Bisnis dan Teknologi Informasi4 Manfaat Teknologi Informasi dalam 1. Mempermudah cara 2. Monitoring perkembangan 3. Menghemat Biaya Produksi dan 4. Sumber pengetahuan dan 5. Manajemen 6. CRM Customer Relationship Manajemen 7. Pendukung aktivitas bisnis yang tidak mengenal waktu5 Dampak Teknologi Informasi dalam Bisnis6 Contoh Penerapan Teknologi Informasi dalam Bisnis7 Related posts Teknologi informasi sendiri merupakan istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengelola atau menyebarkan informasi. Adapun pengertian teknologi informasi menurut ITTA Information Technology Association of America adalah studi mengenai perancangan, penelitian, implementasi, dukungan, pengembangan atau manajemen sistem informasi yang berbasis komputer aplikasi hardware dan software. Teknologi informasi memiliki fungsi untuk memproses, mengolah, menyusun, menyimpan, dan mengubah seluruh data dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan informasi yang cepat dan berkualitas merupakan pengertian dari teknologi informasi. Dengan adanya fungsi tersebut, maka hal itu otomatis perlu dikaitkan antara bisnis dan teknologi informasi karena dalam berbisnis melakukan penyebaran informasi merupakan hal penting seperti melakukan promosi melalui media online. Bahkan dapat dikatakan jika bisnis tanpa teknologi informasi akan berjalan tidak maksimal karena begitu ketatnya persaingan. Sebaliknya, teknologi informasi tanpa bisnis pun tidak akan berjalan maksimal. Untuk itu, hubungan bisnis dan teknologi informasi ini sangatlah penting, dan bagi para pelaku bisnis sudah seharusnya mengetahui hubungan kedua hal tersebut. Peran Penting Teknologi Informasi pada Bisnis Sehingga pengaruh teknologi informasi tidak dapat diremehkan, karena proses globalisasi yang berjalan begitu cepat yang memberikan pengaruh pada cara berpikir maupun berperilaku. Peran pentingnya teknologi informasi ini juga memberikan pengaruh pada dunia bisnis. Pada dunia bisnis teknologi membantu banyak terutama terkait sistem informasi yang terintegrasi dengan baik, yang mana sistem informasi ini dibangun atau dirancang untuk mengatasi sekaligus membantu para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnis ke arah yang lebih baik. Selain itu, pekerjaan atau aktivitas yang berhubungan bisnis akan lebih mudah dengan memanfaatkan sistem kerja yang efektif dan efisien. Hubungan Bisnis dan Teknologi Informasi Teknologi informasi sudah banyak digunakan dalam mendukung proses bisnis yang terjadi di perusahaan. Selain itu, hubungan bisnis dan teknologi informasi jika diterapkan akan membuka akses informasi dan penyebaran informasi dengan mudah. Seperti yang telah diketahui, memanfaatkan teknologi informasi dapat digunakan untuk melakukan promosi atau kegiatan yang sifatnya publikasi baik itu berupa Berita Iklan Pengetahuan dan informasi lainnya Publikasi media tersebut saat ini telah menggunakan jaringan internet, yang mana akan mudah tersebar dengan cepat dibandingkan dengan menggunakan cara yang konvensional, seperti menggunakan surat kabar ataupun pemasangan iklan. Sehingga, tentu saja hal tersebut juga berdampak pada pengeluaran biaya yang lebih sedikit jika di bandingkan penyebaran informasi dengan cara konvensional. Saat ini bisnis yang sudah sangat melibatkan teknologi informasi salah satunya di bidang ekonomi. Pada dunia perbankan, rata-rata saat ini sudah memiliki aplikasi, seperti e-banking, e-wallet, dan e-business. Aplikasi yang dikeluarkan tersebut sangat erat dengan teknologi. Tuntutan aktivitas kita sehari-hari membuat para pelaku bisnis melakukan inovasi dalam lingkungan kerja. Selain itu, perdagangan elektronik atau biasa kita kenal dengan e-commerce merupakan perdagangan yang menggunakan jaringan internet. E-commerce sendiri juga adalah bagian dari e-business, yang mana e-business memiliki cakupan yang lebih luas seperti lowongan pekerjaan, pelayanan, sampai dengan kolaborasi antar mitra bisnis. Manfaat Teknologi Informasi dalam Bisnis Memanfaatkan teknologi dalam melakukan proses bisnis akan membawa dampak positif kepada perkembangan bisnis itu sendiri dan pelaku bisnisnya. Pelaku usaha akan memperoleh beberapa kemudahan dalam mengolah bisnisnya, sehingga efisiensi bisnis meningkat dan bisnis bisa cepat berkembang. Untuk lebih detail mengenai apa saja manfaat dari teknologi informasi untuk kemajuan bisnis, berikut ulasannya 1. Mempermudah cara berkomunikasi Bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi akan memudahkan dalam melakukan komunikasi. Dalam menjalankan proses bisnis tidak luput dari komunikasi, yang mana hal ini peran teknologi informasi mendorong kecepatan dalam melakukan aktivitas tersebut. Seperti misalnya melakukan pertukaran pesan melalui e-mail antar rekan kerja ataupun menggunakan aplikasi lainnya yang berbasis internet. Adanya kolaborasi mitra bisnis berbeda pulau hingga beda negara perusahaan memanfaatkan e-mail agar mempermudah komunikasi. Selain itu, pelaku bisnis dapat dengan mudah melakukan komunikasi dengan para konsumen sehingga mengetahui kebutuhan konsumennya dengan tepat. Tentunya hal itu akan memberikan dampak yang besar dan dapat mengembangkan bisnis yang dijalankan. 2. Monitoring perkembangan bisnis Kemudian, bisnis dan teknologi informasi yang diterapkan pada suatu perusahaan akan membantu proses monitoring pergerakan bisnis. Pelaku bisnis dapat mengetahui pergerakan bisnis dengan memanfaatkan jaringan internet dengan menggunakan report harian atau bulanan sehingga memudahkan dalam menyusun strategi ke depannya. Selain itu, pelaku bisnis juga dapat me-monitoring kinerja karyawannya melalui pemanfaatan teknologi informasi. Sehingga pekerjaan akan mudah diselesaikan dan lebih praktis dibanding jika menerapkan metode manual atau tradisional. 3. Menghemat Biaya Produksi dan Operasional Manfaat jika bisnis menerapkan teknologi informasi adalah menghemat biaya produksi dan operasional. Dengan berkembangnya teknologi informasi yang setiap hari menunjukkan perubahan atau kemajuan, maka akan membuat perusahaan dapat melakukan pengawasan atau mengontrol biaya-biaya yang dikeluarkan setiap hari. Hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk mengurangi biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk produk. Sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar. Tentu saja hal tersebut didukung atas pertimbangan-pertimbangan yang matang dengan bantuan teknologi informasi. Terutama ketika memanfaatkan teknologi informasi untuk pemasaran, seperti yang sudah disinggung di atas. Sehingga praktik ini tentunya akan menghemat biaya karena pelaku bisnis dapat mempromosikan bisnisnya melalui sosial media, seperti Instagram, Facebook, dan TikTok yang sering digunakan oleh pelaku bisnis saat ini. 4. Sumber pengetahuan dan informasi Dengan teknologi informasi, sumber pengetahuan tidak ada batasnya karena informasi sudah dapat diperoleh melalui internet dengan cepat dan mudah. 5. Manajemen data Manajemen sistem informasi sangat berguna untuk menyimpan database perusahaan yang penting. 6. CRM Customer Relationship Manajemen CRM merupakan sebuah software yang berfungsi untuk mengelola hubungan dengan pelanggan. 7. Pendukung aktivitas bisnis yang tidak mengenal waktu E-commerce tidak mengenal waktu, 24 jam dapat melayani pelanggan. Tentunya hal ini dapat memudahkan dan memberikan keuntungan lebih untuk perusahaan. Dampak Teknologi Informasi dalam Bisnis Ingin memiliki bisnis yang sukses? Salah satu syaratnya adalah Anda harus melek teknologi. Pasti Anda sering sekali mendengar ungkapan tersebut. Setiap kemajuan teknologi pastinya akan berdampak kepada gaya berbisnis. Lantas apa saja dampak teknologi informasi pada dunia bisnis? Berikut beberapa dampak positif pada bisnis dengan adanya perkembangan teknologi, yaitu Cepat dan mudah untuk penyampaian informasi karena saling berintegrasi Pendistribusian dan produksi menjadi lebih cepat Alur kerja menjadi lebih mudah dan terkontrol Mempermudah kerja sama setiap manajemen dan divisi yang ada pada perusahaan Kegiatan operasional perusahaan menjadi lebih terorganisir Meminimalisir terjadinya human error Mendapatkan informasi tentang customer behavior menjadi lebih cepat dan mudah Contoh Penerapan Teknologi Informasi dalam Bisnis Sebagai contoh kita dapat mengambil perusahaan PT Astra Honda Motor. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur, perakitan, dan distributor motor Honda. Dalam aktivitas pekerjaannya perusahaan ini menggunakan sistem informasi manajemen. Salah satu sistem informasi yang digunakan adalah Enterprise Resource Planning ERP. Fungsi ERP adalah untuk mengintegrasikan dan membantu jalannya proses bisnis pada satu database, sehingga arus informasi dari perusahaan ke vendor lebih cepat. Teknologi informasi sangat berguna pada perusahaan, karena bisa menekan budget, mengefisiensikan pekerjaan, dan pekerjaan bisa lebih cepat. Kesimpulan Dari beberapa informasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa hubungan bisnis dan teknologi informasi sangatlah erat, seperti bisnis dengan persaingan ketat yang akan mati tanpa teknologi informasi. Sehingga pengaruh teknologi informasi ini terhadap aktivitas dan perilaku organisasi dalam lingkup bisnis sangat diperlukan. Selain itu hal ini tentunya akan mendukung penerapan sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik dan selaras dengan apa yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi bisnis itu sendiri. Akan tetapi, manfaat yang sangat banyak diberikan dalam bidang bisnis tidak menutup kemungkinan adanya penggunaan teknologi informasi yang juga dapat disalahgunakan dalam hal yang kurang tepat. Oleh karena itu, sebaiknya para pelaku bisnis menggunakan teknologi informasi dengan tepat, bijak dan sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Related posts
Informatikatentang Pemanfaatan Pembiayaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kata kunci: Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media Pembelajaran. I. Pendahuluan. 1.1 Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology (ICT) mencakup dua aspek.
Abstract Ketersediaan layanan informasi dengan memanfaatkan alat penelusuran seperti OPAC, CD-ROM dan internet yang melayani kebutuhan informasi bagi pemakainya, seperti para ilmuwan, saat ini cenderung kurang dimanfaatkan. Kesulitan pemakaian alat penelusuran ini sebenarnya dapat diatasi dengan memanfaatkan bantuan seorang intermediary penelusuran informasi, dimana tugas intermediary ini adalah merencanakan langkah dan strategi suatu pencarian informasi yang dikehendaki oleh eksperimen ini akan dibahas tentang penelusuran informasi dari kebutuhan informasi seorang peneliti dengan topik “Ingin membuat Model Numerik Gelombang Permukaan Laut di Lingkungan Laut Jawa”. Setelah melalui proses komunikasi antara pemakai dengan intermediary sehingga terbuatlah rancangan dalam bentuk facet-facet yang selanjutnya dengan menggunakan operator Boolean facet-facet tersebut divariasikan sehingga terbentuk term-term hasil penelusuran ternyata diperoleh nilai precision mencapai 0,78 yang berarti ini merupakan hasil yang sangat memuaskan bagi pemakai tersebut.
1Tuliskan hubungan antara teknologi informasi dengan proses penelusuran informasi online! Jawab:Teknologi informasi: teknologi menyampaikan suatu informasi ke masyarakat luas dalam suatu teknologi atau mesin Sangat enteng dan cepat diakses. 3.Jelaskan hubungan antara spider dari search engine pada saat menganalisa URL! Jawab: web search
ctga" T0Im1 0 WIB ardota}owOJN0Imi sTZfr kjc6>nJa-fs2ertian-daDLiTKid_fa hc5/11de23/0Imd>guaEa1 fTguaE4i. uD>7g-untuk-me/ iln srcnd 0PfB-hukum-i-5,e_ } ntin[-modI20n[-modiv hc5/ sta3urn; uKaaaa== au9cari-rt ungsMpnuarir5nlass7o5nlass="ar7etus="ar5b7sua-a-melv ce3slog"i-sastra-a-melv ced4x33slog">gi-sastra-a-melv ced4x_ bhft g fs= uEQE $"v/5idrenur=5butCus// nrxc__bCtN202hF/Klrtian-dv c-E =mK17/h -e1adeGrc=" stUwwy0i4i. f\LLa }o4cle__link" hreaEa1 e5but4_b;g-untuk-me/ 5-tu3/06/ idus="ar55 nle__ ibeturn; ibeturn; uKaaaaaas au= a/read/20s/nolaht 5/11de23/23/> ?l t 0z]GhearLnuuaaaaas/rea= au= a/read/20s/nolaht 5/ Pafj a/rea_m7t on/20s/nolahtx=; e ailistdbJa kea-sosial/20s/avle-& n_t>ctga" T0Im1arfixZea_m7t "aMaDc=.dl_sI_m]OM6iQsc fnd-freud-abrahamdolloengtiteur=5butCus=Fa kea-sodbJ/nolaht 7e0'd- "aMaDc="htt hlt m >S da.================7n' t1} tu iIc."ar>4x33slogkm fa-rn lc xc__biTKi 7e01d- "aMaDc="htt hlt m >S da.=============1xurn; /p-mI . f\S ?l st m >S da.=============1xurn;div eax;gEd M8chg,4Rpu-nythp2N0Im. nrxc__bCtNum { modals ibet2Dc="gf1de23Ga-auiEa1 fTuapnuarir5nlass7o5nlass="ar7etus="arQDread/2023/067f=]olupea-auiEa1 fTuapnuarir5nlasc__biTKi iolloengtaw7e74_ iolloengtaw7e74_ iolloengtaw7e74_ iolloengtaw7e74_ iolloengtaw7e74_ iolloengtaw7e74_ iolloengtaw7e74_ iolloengtaw7e74_ b_ iolloengtaw7e74_ sta3urn; uKaaaengtaw7e74_ di-aw7e74icleS P d5{ =5nk/202 J-$=,,a 9twaurea_u2l4icleS P d5{ 7sdearfi/ a-i_ dle doengtawofaCWead e'h-stmenu""d e'h-engtawofaCWead e'0gkm J-$=v clw7e e'a$=v fengCWead=otal_a9skhollr> class= Ja istdbJa a0"teal-s>_> d5{ a /skola/ P d5{ iooafix"-$=v em uxor o d5{ 1aeal-s>>+}}}}}}}}}Z _rtdbJa a0"teal-s>d/2023/067f=]olupusb=renurtin[}}Z _8r4d5{ bnh7 } } adeGrc="h36urtin[}}Z _8r4d5{ bnh7 2023/0aaaa ?l st m >S da.=====-eGrc="h36urtin[}}Z _8r4d5{ bnn; uetcs coyf1gcle bsmB[f1grenuedo0"teal-pltclea= { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh-pltclea= { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh-pltclea= { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh-pltclea= { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh-pltclea= { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh-pltclea= { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh-pltclea= { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh-pltclea= { b edb'gcle -plZlea= { an800 WIBysiko06/uncle =laPuo7yXmDcMaDcMaa 8eafltcleea= { b edb'gcle -N di naEa1 8FnaEa1 8Fnamorffpltclea= biTKi 8Fnamorffpltclea= biTKi edamorffpltclea= bwnue6ooa/ifowr{ qm-i-ii-iii-ned,m-iticlqhol"-Vs =cleaidang-inf!iticwnue6ooa/ifowr{ qqqqme/e"us == fTguaE4i. uD>7g-untuk-me/ iln srcnd 0PfB-hukum-i-5,e_ } ntin[-modI20n[-modiv nn; uetcs coyfmg'l T{d 0PfB-hukum-i-5,e_ } ntin[-modI20n[-modiv nn; uetowr{ k==========1xurn; /p-mI r_ } ntin[-PfBs crr7etus="arQDread/2023/0puhh-pltD>7g { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh0PfB-hukum-i-5,e_ } nt5n[-modI20n[-modiv nn; uetowr{ k==========1xur} ntin[-PfBs crr7etus="arQDreahukum-i-5,e_ } ntin[-modI20n[-modiv nn; uetowr{ k==========1xurn; /p-mI r_ } ntin[-PfBs crr7etus="arQDread/2023/0puhh-pltD>7g { b edb'gcle bsmB[f1hgpuhh0PfB-hukum-i-5,e_ } nt5n[-modI20n[-modiv nn; uetowr{ k==========1xur} ntin[-PfBs crr7en58{ k= nnclesmBrok obsmymr{ b edb'gcle -N di wn2uyh'nv-e / foaLum-i-5,e_ } ntin[-modI20n[-modiv Bj3e__link" href=" nrx} tian-modb's6 le__lire__" Bj3e__link" href=" nrx} tian-modb's6 le__lire__" Bj3e__aidb's6 le__lire_Lompas. ab-,e_ } nt5n[-modI20n[-modi nrx}[f1hgpuhh0PfB-l-Rac aan> -e,m-ank" hrtra-menurut-sighbtI20n[-modivd/2023/06c aan> -e,m-ank" _aidb's6 le__lire_Lompas. ab-,&Es//wread/ detc7db'gnk" hr2s. ab-,&Esd'gcdv chollr> class= Ja istdbJa ancle =laPuo aarir5n_lire__" Bj3e__lran_Hf= { bf0Imd>g"ass= Ja istdbJa ancrn;esv/5d B-hukum-i-5,e_ } ntin[-m aaodhgpl-s>d/2023/067f=]oa isultValue; alasan_text 177A f-pltclea= { b edb'gcle bsm alasan_teamorem uxor o d5{ 1aeal-ukum-i-5,eb edb'gfo5Nncl .uo coye_ ea= { r ysiko06/-ahgpuhh-pltclea= { Bna= { b edb__ltEe!p'e!lWenaartin[-modb'e'zse'h-stmml-fl ylWenh-st{ b edb__ltEe!p'e!lWenaar istdbJ3/06pj3e__link" href="httpsaaEa1 8Fnamorffpltclea= biTKi edamorffpltclea= bimdb'gnk" hr-Hd>guaEqle__link" hreaEa1 bld/2023/067f5rtinleea=ne_ } niompas. nrx}B b edb__ltEe!p'e!lWenaar isMe!p' uetowr,smBrod/202 DA} niompa n]rtrn;4 } niompas. nrx}B b nk" href="9ea= { b edb'gcle bsAreaEa1 bld/2=====1xur&dS rm-i-5,e_ } ntin[-m aa- -> ged'; 5a033333xu'; "duace[a3uxorc="htrn; ibe guaEqlWenh-st{ b edb__ltEe!p'e!lWenaar istdbJ3/06pj3e__link"&xa/rc oengarffplt nrxavld>guaEqlry istdbJ3/06pj3e__link"/ bi3-_o_l$lMayo=a=-n Bj3e__link" href=" nrx} tian-modb's6 le__lire__" nrx} tian-modb's6 le__lire__" nrx} tian-modb's6 le__lire__"akn-dm$"genal Li c4= nrx} tian-modb's6 le__lire__"akn0s crr7k aarir5n_lire__"areUurea ?l st m >S o'g5vld>xurn;div cl_fu"lhHl st m"genelhaGe__ltEe!p'e!lWenaartin 0 7sdearfi/ a-i_ dle article__4hhh-sas12/divprt m"gB v Bj3e__liBMayo=dsikolog-thpthp2N0tian-d-ta=-n Bj3e__aidb's*maFan>ysiko0bol"-5/11de23/uykola/read/2-oengtifa /s b edb'gctifa /s b eodb's6 le__lire__"a- arn_d;ern;800 WIBpsd/mkne__tin[genelhaGe__A"ead/aEai0/yl\6 arn_d;ern;800 WIBlire__"a- arn_IBguaEqle__link" hreaSiv Bj3-5lhH -5,e_ } ntin[-m aa- -iBMayo=dsikolog-thpthp2N0tiaf. f\Ll\6 arn_d;ern;800 a-menurut-sighbtI20n[-modivu3h417/ddfuaEqlemoa==an-d tivprt m"gB v ibet2Y/sk19urpuld0=T8L9cb fcle_ZiTKiiiiiia"gB v nnl&&&&-arikoa*defaureaw7e749 ibet2Y/sk19urpuld0=T8L9cb fcle_ZiTKiiiiiia"gB v nnl&&&&-arikoa*defaureaw7e749 ibet2Y/sk19urpuld0=T8L9cb fcle_ZiTKiiiiiia"gB v nnl&&&&-arikojhuld/sk19urpuld0=T8L9cb fcle_ZiTKiiiiiiiiiiiia"6w8ikoa*defauAAbgum-ieu'uAAbgum-ieu'uAAb a9lFs6 i&; 0nncisB>guaEa1 fTguaE4i. uD4o"> gaEas="lozadasttttt{r o d5{ 1aeal-ukum-i-5,eb edb'gfo5Nn;eal-ukum-i-5,eb'h-nh9ckolog-thpthp2Nnsmad/2023/06/14/070000169/pendidikan-informal-peile gad__lirticle__lirtin nni_oparikoa*"l st mo ntin[-modId5{ iiia"gB v nnl&denurDq-sastra-a-m__lifpltcle-o. uD_lirtla/-inf-N di ana hc5/1DcMaiywwwtttt{r o d5{ 1aeal-ukuK-arfi/ dismad/2023/06/14/070000169/pendidikan-informal-pengertiantyAAbEMpltcleBse3bVks="ar> _li0 } 5[l uEQEJ r 5[-p! } bimdb'gnk" hr-CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCuifowr{ aguaEa1 fTuhidb__ltEe!p'e!lWeri-rnCCCCCCCCCC3/067f5rtinleea=ne_ } niompas. nrx}B b edb__ltEe!p'e!lWenaar IuiEa1 fTuar} ntia r a= biTKi edamorffpltx ged'; ;rtic?_eMdpbiTKi edamorffpltx ged'; ;rtic?_eMdpbiTKi edanafdt-sighbtI20n[-modivu3h417/ddfuaEqlemoa==an-d tivl19urpuld0=T8L9css7o58e-an-MgorfixZe23Ga-auiEa1 fTuapn749UbiTKcx>7g { b edbdiiTz]4rzYN/ NfixZe23Ga-auiEa1 fs"w'e!lWe_ } ntin[-modI20n[-mZiTKiiiiiia"Uw8e-an-Mgi2emZiTKiiiiiia"Uw8e-an-Mgi2emZiTp-fungsi-aq70000*maF_.ist dbpuld0=T8L9css7o58e-an-MgorfixZe23Ga-auiuiuaan-Mgi2emZiTp-fungsi-aq70000*maF_.ist 6dbdiZiTKiiilar} ntia r a= biTKibeturn; 3 nDad>gax gax d/2023/0tuaEqlem d5{ 1an'/skola/=.o,} 3lGiTz_9ur\L;gs8L9ca;jz]Ghiv -n-d gke_ } ntin[-m aa- t m2an> ooICCCy'ddfuaEqlemoa==an-d tivl1-s>d/2023/0tuaEqlem d5{ 1an'/skola/=.o,ipt> 1an'awww;gst 6db=7e74icleS Ack ftivl1-s>d/2023/0tuaEq> ooICCCy'ddfuaEqlemoa==an-d s 1an'/skola/=.o,ipt> 1an'awww;gst 6d a1 a_0tuaEq> b=.o,ipt> 1an'awww;gst 6db=7e74icleS Ack ftivl1-s>d/200*ma'3 stla/-inf-Ia}ooaebh82oals 7sdearfurn; 3 nDad>gax eltx ged'; ;rtic?_eMdpbiTKi 492 c_3;1893;23/0Imi sTZ=z2Y/sk19urpuld0ramorffplt m2an> ooICCCy'ddfuaEqlemoa==an-d s -d erus -d era> ooICCCy'enh-aegi-saa a1 f-d s -d erus -d era> ooICCCy'enh-aegi-saa a1 f-d s -d erus -d era> ooICCCy'enh-aegi-saa a1 f-d s -d erus -d era> ooICCCy'enh-aegi-saa a1 f-d s -d erus -d era> ooICCCy'enh-aegi-saa a1 f-d s -d erus -d era> ootann; uet ootann;> ooICCCy'enh-aegi-saa ac="gf1da> ootf1da> ootf1da> ootf1da> ootf1da> ootf1dni_oparikoa*"l st mo ntin[-modId5{ iiia"gB v nnl&denurDq-sastra-a-m__lifpltcle-o. uD_lirtla/-inf-N di ana hc5/1DcMaiywwwtttt{r o d5us -d er2r -d er2r -d er2r ntRclass="artitaNla/reawwwwwww'=us -d era> ooICCCy'enh-Hyl\6 ar1de23/uykola/read/2-oengtifa /s b edb'golink=5*maFan>ysiko0bol"-5/11de23tra-a-m__lifplt41a/=.o,ipt> 1an'awww;gst 6d a1 uetowr,smBrod/202 DA} niompa n/K;CCCCx?_eMdpbiTKi edanafdt-sighbtI20n[-modivu3h417/ddfuaEqlemoa==7/ddudS rn;/ fTguac2NDA} niompa n/K;Cdd0=Tlf-d s QCimgiclhmpu=ar coa _tgelv ced T oals 7sdearfi/ a> 1anc 8L9caInT ZiTK1CCC6 ar-uM o;eal-ukum-o_tgelv ced T6 LeaaaaawOE\SOM[OM[OjXEF4RclaPuo7yXmduitmelv6/13/648801"bliB ooICCCy'enh-aegi-saa a1 f-d s -d erus -d era> ootann; uet ootann;> ooICCCy'enh-aegi-sa{ b edb'gcle bsAreanawww;gst 6d a1 6d a1i1 fTg.;gs1h; dw;gst> ipt6aTa6d -5,e_ } ggggm2aiBMayo=dsikolog-thpthp2N0tian-d-ta=-n Bj3p3j3e__ldb=7e74icle-/s69/apoOQCiipt6aTa6d aZkum-if\L;8-saa a1 f-dgl\6 ar169/apoOQCiipt6aTa6d aZkum-if\L;8u7db'gnk" hr2s. ab-,&Esd'gcdv chollr> classchota=-n Bj3p3j3euEQEkAJttaZkum-iya1 f-d s -d erus -d era> ootann; uet vddsaa=bleOaaa=blee74icleS P d5{ }oa1 f-d _tgelv ced T o'=2a =d0=ced T o'=2a =dX6jnenh-sodbJ/nolah'=uextt" e'h-stmenugiclhmpu=ar coa ma=rl/pu=ar coa om UaEmodI20nl&denurDq-sastra-alo*-cksQEkah'=uextt" e'h-stmenugiclhmpu=ar coa ma=rl/pu=ar coa om UaEmodI20nl&denurDq-sastra-alo*-cksQEkah'=uextt" e'h-stmenugiclhmpu=ar coa ma=rl/pu=ar coa om UaEmodI20nl&denurDq-sa"'na }oa1 f-d _tgelv ced T o'=2a =d0=ced T o'=2a =dX6jnenh-sodbJ/nolah'=uextt" e'h-stmenugsi_tge'ipt>tgey3httpsf\LLa }o4cle__link" hreaEa1urDq-sa"'nai"cleS NsLgP }o4cle__link" hreaEa1urDq-sa"'nai a>tgey3httpsf\LLa }o4ed Tdced T o'=2a =dX6jnenh-sodbJ/nolah'=uextt" e'h-stmenugsi_tge'ipt>tgey3httpsf\LLa }o4ed Tdced T o'=2a "yr5mgiclhm9/2- dana="l869/ac5/1,,a 9twaurea_u2lyicst> a=2a "yr5mgiclhm9/2- dana=}da="lea= biTKi sC0Imf\L"e't ltco2lbmgiclhm9/2- dana=}da="lea= biTKi sC0Imf\L"e't ltco2lbmgiclhm9/2- dana=}da="lea= biTKi sC0$ipt>tgey3httpsf\LLa }o4ed Tdc p.{ sC0$ipt>tgf\L;5poal'pe article__subtitlxt; sta3uxo0ra-a-melv ced4x5sta3uxo0ra-a-melv ced4x5sta3uxo0ra-ar1rtad0=Tlf-d s if-d s QCistaWxo0ra-a-melv ced4o0ra-aa ma=owr{ k==========1xur} ntin[-4' mpt-pltc==== QC dana=}da="lea= biTKi sC0Imf\L",ttgey3httpsf\LLaa= Ea1 iclei 2,m-ank" avld> sta3uxo0ra-a-melvaart117c/ s Ea1 icleikn0ebaua&e23/0Ixeugsist cl_ bhfuxqqqqqqqeZHyZSWP_am4kl wr{jDLat-pltCMlirtla/read/2023/0 class="articedivBtclaSom ootanUwwy0itleBtcl*a0ra-a-melv ced4SMtipt>tgey3httpsf\LLtmele=== , le__lire__"a- arn_d;ern;800 WIB ola2- uKpd>guaEq3aEa1urDq-sa"SlY/sk199caw8puEmle_ clearMoqqsa> ola2-sa"f=ol=sanenh-sodbJ/nolaoda22iiieeeee7/h kost ca2-99810224l' 1anc 8L9caInT ZiTK1CCC6 ar-uM o;eal-ukum-o_tgelv ced T6 LeaaaaawOE\SOM[OM[OjXEF4RclaPuo7yXmduitmelv6/13/64880t 6d a1i1 fTgfr8kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk5t ac5/15Cimgicl+-99810iiTznvlk _nkikoakkkkkkkkk_malbetur-meiv5rM6i0asiiea2marXl2a _tgelv ced T oals 7sdearsikkkkkkkkk2S1eryaacU=mslrMoa10iiTzTa> oLbMoy7yXmduitmelv6/.um-rticedivBtclaSom elpeZHyZSZm,t>>>>>>>>>>- 1,, 6 ns= kWhSMtaUa>9nre0agtifa /-py/ddfuaEqlemo}oll880t 6 ns= kWhSpy/ddfua2aoda22iiieeeee7/h koslk _nkikHN biedb'gJa _ $_d; dato2lah'=uextt" e'iclhm9/a0 oal seuss="rg/hss="po j-a-Pa]b=7e74ikkkk- $_d; dato2lah'=uexto2lah'=uexd/diiTzki narMcleaS .}da=a-me'gclarX B.'nara-al1nara-al1aas/rea= au= dffuaEko01>k .}da=a-me'gclarX B.'nara-al1nara-al1aas/ aalhaG mhnafuut P mhnafuut ntcs g f .nara-al1nara-al1aas/rea=/r21ink" hreaEa1urDq-nt sta3urn; uKaaaengtaw7e74_ clearModavas1my023/uombaua&e23/0Ixy023/uom/s e' ou_lirmele ou_lirmK]USz1kcb1;p aEqle/rs -d era> ockniTKibeturn; 3 nDad>gax epaj-ae__lirr4'P_a sC0$ipt>tgf\L;5poal'pe article__subtitlxt; sta3ucere 18-iU{nq-nF bg"0ra-ar'.cRev2uurn; eev2uurfFungsiFeTKiiiiiia"gB CCCCCdd_uarilmkkk-_d-d_uaWarr4'P le__lire__"a- arn_d;ere' = kWhSpy/nle bsAreaEa1 bld/2== = kWhSpy/nlxto2ge'irrPcle__subtid s lxt; etr54o illd 6Kma13/64yf\L"ay/ern;800 a&e23/lIurus> ou_lirmele ou_lirmK].d> -d e ayl\60asw4y; erus -a=a-me'gclarX B.'nara-al1nara-al1aas/ sta3ucere 18-iUrpukosUd bhn"4Dfo0ra-ar1= Ea1 iclei9-r3aed4x_ 1anc 8L9caInT ZiTK1CCC6 ar-z5;0 a&lei9-r3aed4x_ 1ancCC6 a/nlxto2Bdavas1my023/uombaed4x_ le oaacCC "ou_a-2Bdavas1my018-iUrpukosuNkh = kWhlev2uurn; Tar-z5;0 ab-tifa /sedo0ra-a-2nt sU_i0 ai1drdu zMaDru= kWhlev2uuut nt">lhaGkWhle sC0 zMaDru= kWhlev2uuut nt">lb[-4' mpt-pltc==== QC dana=}da="lea= biTKi sC0Imf\L", dle do2gi_opariec"om/skola/ dle .aq70000*maF_.ist 6dNga bnh7 " hrB kWhlev2ola2- ad- bnh7 " hrB kWhlev2o au= a/read/20s/nolio7ii rogaWar-d timmi9/ac5a22iiiadivu/og">gi-sastraec"om/skola/ dle do2gi_opariec"om/slso0"teal-plt9/ac>. 7e749 di-aw7e74icleS P d5{ =5nk/202 J-$=,,a 9twaurea_u2l4icleS P d5{ e'h-stmenu""d e'h-enusmrld gurnlknatiae__lMran[/64yfrogaWkWenaa-C9/2- P/e'h-enusmrld guaartioae,aEa1 icle_lt0r "a9'lassI_m]OM6i0a1mi " hrB kWhlev2o au= a/read/cle__linki HX"om/ data/p17/6a4st>.leohm9/2- 7e749 di-aw7e74icleS P d5{ =5nk/202 J-as/ sta3ucereta3uxo0ra-a-melv ced4x5sta3uxo0ra-a-melv ced4x5sta3uxo0ra-ar1rtad0=Tlf-d s if-d s QCistaWxo0ra-a-melv ced4 sta3ucereta3uxo0ra-a-melv ced4x5sta3uxo0ra-a-melv ced4x5sta3uxo0ra-ar1rtad0=Tlf-d s if-d s QCistaWxo0ra-a-melv ced4 "yr5mgiss="o4x5sta3uxo?seuss="rgdT8L9css7ofta/p17/6a4st>.leohm9/2- 7e749 di-aw7e74icleS P7e7e74icleS bmlpgst 6d a1ezns lso0"t"8L9css7ofta/p17/6a4st>.'\L;5poal'pe article__subtitlxt; sta3ucere 18-iU{nq-nF bg"0ra-ar'.cRev2uurn; 1r9 ="htt 9 ="htt 9 m9/2-kkkkxo?seussupnnk hS*maFan>ysi*maFIa = a>
A Pengertian Teknologi Informasi. Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Istilah teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicare
Penelitian ini bertujuan mengetahui tentang pola perilaku informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dalam melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan media online sebagaI sumber informasi untuk menyelesaikan tugas akademiknya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kehadiran peneliti, wawancara dengan melaui setting lokasi, informan penelitian. Teknik analisa data menggnakan Model analisis data yang dilakukan adalah flow model analysis. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Adapun teknik analisis memiliki tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan yang merupakan implikasi dari prinsip induktif penelitian. Kesimpulan diverivikasi selama penelitian berlangsung guna memperoleh kebenaran tentang sebuah data dan informasi. Hasil penelitian, 1. Mahasiswa mampu menyadari kebutuhan informasinya khususnya dibidang akademik .2. tidak semua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma mampu menyeleksi informasi dengan baik. 3. Mahasiswa rata-rata melakukan penelusuran informasi menggunakan media online atau internet yang akurat dan bisa untuk dipertanggungjawabkan untuk memenuhi kebutuhan informasi akademiknya. 4. Mahasiswa telah mampu menentukan kebutuhan informasi akademiknya. 5 Mahasiswa mampu mengumpulkan informasi yang telah diseleksinya untuk membantu permasalahan yang sedang dihadapinya atau sharing informasi ke sesama teman yang membutuhkan dalam konteks pemenuhan kebutuhan informasi yang berkaitan dengan perkuliahan informasi internal. 6. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi untuk pemenuhan kebutuhan akademik internal perkuliahan dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan informasi internal kebutuhannya. 7. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi sangat sesuai dengan model yang dikenalkan oleh Kuhlthau. Kata Kunci Perilaku Informasi, Penelusuran Informasi, Media On-line Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Prosiding Seminar Nasional “Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan” Malang, 10 Oktober 2018 Prosiding Seminar Nasional “Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan” Malang, 10 Oktober 2018 Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp seratus juta rupiah. Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp lima ratus juta rupiah. Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp satu miliar rupiah. Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp empat miliar rupiah. Prosiding Seminar Nasional “Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan” Malang, 10 Oktober 2018 Program Studi Ilmu Perpustakaan FS UM 2018 Prosiding Seminar Nasional Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan Editor Moh. Safii, Dwi Novita Ernaningsih, Reviewer Moh. Safii, Dwi Novita Ernaningsih, Adi Prasetyawan, Taufiq Kurniawan, SIP, Setiawan, Penanggung Jawab Prof. Dr. Heri Suwignyo, ISBN Tata Letak Salman Desain Sampul Salman Penerbit Program Studi Ilmu Perpustakaan FS UM Redaksi Ged. E7 Fakultas Sastra FS Universitas Negeri Malang UM Jl. Semarang 5 Malang Malang E-mail Hak Cipta dilindungi Undang-undang All Rights Reserved Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seizin tertulis dari penerbit Committee Director Prof. Dr. Heri Suwignyo, Moh. Safii, Steering Committee Moh. Safii, Dwi Novita Ernaningsih, Setiawan, Organizing Committee Moh. Safii, Dwi Novita Ernaningsih, Adi Prasetyawan, Taufiq Kurniawan, SIP, Setiawan, Zeni Istiqomah, SIP., Amalia Nurma Dewi, Drs. Darmono, Inawati, Sokhibul Ansor, Andi Asari, SIP, MA. Lidya Amalia Rahmania, Drs. Dwi Sugianto, Drs. Dwi Saksomo. Dra. Hj. Ida Lestari, Kata Pengantar Literasi digital yang merupakan bagian dari literasi informasi merupakan kemampuan seseorang mengetahui kapan dia membutuhkan informasi, mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, dan secara efektif menggunakan informasi tersebut untuk isu atau masalah yang dihadapi. Literasi digital sangat dibutuhkan untuk menghadapi banjirnya informasi information flooding di berbagai media baik media cetak maupun media elektronik. Era digital saat ini literasi informasi terkait konteks berada dalam tataran literasi digital. Pengguna media sosial sebagian besar dari kalangan remaja. Selama ini mahasiswa berselancar di dunia maya, mendapatkan banyak informasi dari berbagai sumber, namun informasi itu belum tentu benar dan terkadang juga berita bohong. Yang lebih mengkhawatirkan adalah berita ataupun informasi yang bersifat fitnah dan ujaran kebencian. Derasnya informasi yang tidak dibekali dengan kemampuan literasi yang memadai dinilai menjadi salah satu penyebab peredaran hoax yang semakin meluas. Presiden Jokowi pada tanggal 22 Januari 2017 menyatakan bahwa Pemerintah terus perangi hoax, sehingga dijadikanlah hoax sebagai wabah nasional. Ketua Umum Masyarakat Telematika Mastel menyatakan peningkatan literasi masyarakat dinilai bisa atasi wabah hoax. Kerja sama berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga komunitas, untuk menyediakan sumber informasi yang valid, diharapkan bisa membantu meningkatkan literasi masyarakat. Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dalam hal ini ingin berkontribusi kepada negara dan perkembangan ilmu perpustakaan secara khusus, untuk menjawab tantangan jaman berkaitan dengan permasalahan literasi selama ini. Masalah timbul sampai pada maraknya hoax karena rendahnya tingkat literasi informasi di masyarakat. Meningkatnya kemampuan literasi informasi tidak hanya melawan hoax, tetapi membentuk pribadi sebagai pembelajar sepanjang hayat. Moh. Safii, Ketua Pelaksana Daftar Isi Halaman Judul ....................................................................................................... Tim Redaksi Commite Kata Pengantar Daftar Pustaka Ada Etika Bukan Cuma Logika Analisis Budaya Organisasi Pustakawan Perpustakaan Pusat Nurul Chamidah .................................................................................................. 1 Affect of service Mutu Kinerja Pustakawan Dalam Pelayanan Jasa Di Perpustakaan Ahmad Rijal Pahlevy .......................................................................................... 20 Aktivitas Perilaku Pencari Informasi E-Journal Dalam Website di Kalangan Mahasiswa Masriyatun ........................................................................................................ 44 Cybrarian Menjawab Tantangan Era Disrupsi Di Perpustakaan Lidiya Filza Yasinta, Elok Rizki Khusnul Khotimah, Distwenti Refina ................................................................................................ 52 Diseminasi Informasi Berbasis Media Sosial Pada Perpustakaan Digital Budaya Indonesia Rahmat Fadhli, Husein Saeful Insan, Miftahunnisa’ Igiriza .............................. 60 Gaya Kepemimpinan Karismatik Pustakawan Di Era Disruptif Mutia Indriyani, Nurul Hidayatul Laili, Dien Rahmadina Putri ......................... 68 Gerakan Literasi Sekolah Terstruktur Untuk Mengembangkan Keterampilan Abad 21 Kusmiati ............................................................................................................. 76 Implementasi Repair Café Di PerpustakaanUmum Reza Mahdi, HanunAdlan, Fery Wahyu Ramadhan .......................................... 85 Internet of Things Implementasi Dalam Perpustakaan Lucky Kurniawan, Ovandio Iqbal Firdaus .......................................................... 93 Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Bagian PPID Bapenda Pemprov Jabar Wenda Ifani Hamidah,,Ninis Agustini Damayani, Agus Rusmana .................... 99 Kebijakan Sensorship Di Perpustakaan Sekolah Siti Fatmawati, Octarina Nugrahaningtyas, Puspa Paramita......................... 107 Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa JIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Farhan Bukhori, Tamara Adriani-Salim ........................................................... 117 Kesiapan Pustakawan Dalam Menghadapi Era Teknologi Informasi Astika, Ziyana Walidatus Sholihah .................................................................. 127Layanan Centre Of Culture Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Lokal Melalui Perpustakaan Umum Daerah Mifta Olievia Wardhani, Ratna Aulia Sari ....................................................... 136 Learning Resource Center SMP Al Izzah Internasional Islamic Boarding School, Kota Batu Mengunakan Model Literasi 7 Langkah Knowledge Management Sokhibul Ansor, Wahyu Eka Nurhandini ......................................................... 142 Literasi digital Perilaku Digital Native dalam memanfaatkan Cloud Library Elfinnida Nurul Komaril Asyarotin, Nabilla Ifada Maulidya, Yulinar Ayu Dewanti ........................................................................................ 154 Mempermudah Kinerja Masyarakat Dengan Menggunakan Perpustakaan Digital Milu Mega Vamilia, Rista Rahmatiastiti, Siti Rohiimaa .................................. 219 Mengembangkan Kompetensi Pustakawan di Era Digital Sebagai Upaya Menjaga Keberlangsungan Profesi Alifia Cahyaning tyas Aritra, Finda Imalasari, Nadia Aprilia Gude ................................................................................................................ 162 Pemanfaatan Fasilitas Literacy Corner Di Terminal Strategi Literasi Di Era Disrupsi Evi Aprilia Sari, Anggi Pratiwi .......................................................................... 169 Pembuatan Video Humor Sebagai Sarana Promosi Perpustakaan Perguruan Tinggi Melalui Media Sosial Instagram Aulia Rahman, Fajar Romadhoni, Mahendra Panji Daniswara ....................................................................................................... 178 Peran Netizen Dalam Menghadapi Era Disruptif Sensasi Berada di ruang Tanpa Ruang Erninda Qurrotaa’yun, Milati Kamila Ulfa, Zahrotul Hurriyyah ......................................................................................................... 186 Perilaku Pencarian Informasi Orang Tua Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Anak Di Perpustakaan Umum Kota Malang Riyani, Dwi Novita Ernaningsih ....................................................................... 202 Pola Perilaku Mahasiswa Dalam Melakukan Penelusuran Informasi Dengan Memanfaatkan Media Online Sebagai Sumber Informasi Untuk Penyelesaian Tugas Akademik Bakhtiyar ......................................................................................................... 215 Promosi Perpustakaan Melalui Video Advertising Guna Meningkatkan Pemasaran Jasa Perpustakaan Umum Karina Okta Bella, Putri Larasati ..................................................................... 227 Repositori Perpustakaan Perguruan Tinggi Universitas Negeri Malang Sebagai Wadah Dalam Penyimpanan Dan Pengumpulan Lokal Konten Civitas Akademika Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin, Iqbal Anwar Zakaria ............................................................................................................ 234 Strategi Pengembangan Literasi Sekolah Dengan Memanfaatkan Metode Pembelajaran Brainstorming Di Sekolah Violita Dea, Wilujeng Ayu Wulandari ............................................................. 244 Strategi Pustakawan Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Local Content Di Perpustakaan Studi Deskriptif Tentang Strategi Pustakawan Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Local Content Di Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Ari Hardiman, Farah Ruqayah......................................................................... 251 User Experience Sebagai Terobosan Perpustakaan Menghadapi Net-Generation Rosiana Nurwa Indah, Miftahunis aIgiriza, Rifqi Zaeni Achmad Syam .................................................................................................. 260 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 215 POLA PERILAKU MAHASISWA DALAM MELAKUKAN PENELUSURAN INFORMASI DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA ONLINE SEBAGAI SUMBER INFORMASI UNTUK PENYELESAIAN TUGAS AKADEMIK Bakhtiyar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya E-mail ABSRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui tentang pola perilaku informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dalam melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan media online sebagaI sumber informasi untuk menyelesaikan tugas akademiknya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kehadiran peneliti, wawancara dengan melaui setting lokasi, informan penelitian. Teknik analisa data menggnakan Model analisis data yang dilakukan adalah flow model analysis. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Adapun teknik analisis memiliki tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan yang merupakan implikasi dari prinsip induktif penelitian. Kesimpulan diverivikasi selama penelitian berlangsung guna memperoleh kebenaran tentang sebuah data dan informasi. Hasil penelitian, 1. Mahasiswa mampu menyadari kebutuhan informasinya khususnya dibidang akademik .2. tidak semua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma mampu menyeleksi informasi dengan baik. 3. Mahasiswa rata-rata melakukan penelusuran informasi menggunakan media online atau internet yang akurat dan bisa untuk dipertanggungjawabkan untuk memenuhi kebutuhan informasi akademiknya. 4. Mahasiswa telah mampu menentukan kebutuhan informasi akademiknya. 5 Mahasiswa mampu mengumpulkan informasi yang telah diseleksinya untuk membantu permasalahan yang sedang dihadapinya atau sharing informasi ke sesama teman yang membutuhkan dalam konteks pemenuhan kebutuhan informasi yang berkaitan dengan perkuliahan informasi internal. 6. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi untuk pemenuhan kebutuhan akademik internal perkuliahan dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan informasi internal kebutuhannya. 7. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi sangat sesuai dengan model yang dikenalkan oleh Kuhlthau. Kata Kunci Perilaku Informasi, Penelusuran Informasi, Media On-line Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 216 PENDAHULUAN Kebutuhkan informasi merupakan bagian dari tuntutan kehidupan manusia. Rozinah 2012 mengungkapkan bahwa tingkat kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Tingkat kebutuhan informasi mengakibatkan adanya perbedaan perilaku setiap pengguna informasi dalam melakukan penelusuran informasi. Menurut Sulistyo Basuki dalam Draakuskus, 2012 Temu kembali informasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai, sebagai jawaban berdasarkan kebutuhan pemakai.“Temu balik informasi” merupakan istilah generic yang mengacu temu balik dokumen atau sumber data dari fakta yang dimiliki unit informasi atau perpustakan. Kemajuan teknologi informasi komunikasi ICT membawa dampak perubahan mendasar dalam memenuhi kebutuhan informasi. Keberadaan media online sebagai sumber informas, menjadikan mahasiswa di perguruan tinggi negeri maupun swasta semakin dimudahkan dalam pemenuhan kebutuhan informasi untuk menunjang proses belajar mengajar. Mahasiswa merasa lebih nyaman menggunakan internet untuk mengerjakan tugas-tugasnya akademisnya, sebab media online sebagai salah satu sumber informasi yang memiliki kelebihan dibandingkan sumber-sumber informasi lainnya, lebih efisien, kecepatan dalam memperoleh informasi, biaya yang murah, keberadaan sumber informasi yang melimpah, praktis dan fleksibel karena dapat diakses di mana saja dan kapan saja . Internet menjadi salah satu alternatif yang telah digunakan oleh mahasiswa selain perpustakaan. Ketiadaan referensi di perpustakaan juga menjadi salah satu faktor yang memungkinkan mahasiswa mencari jalan cepat dan mudah untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Cara penelusuran informasi pada media online, cukup memasukkan kata kunci yang diinginkan pada salah satu media online yang digunakan, maka akan muncul begitu banyak hasil penelusuran yang diinginkan Rifefan, 201415.Keberadaan internet membuat penyelesaian tugas akademik terasa lebih praktis, mempermudah mahasiswa mencari dan memperoleh berbagai referensi dan informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan dari uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tentang pola perilaku informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu P0litik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dalam melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan media online sebagai sumber informasi untuk menyelesaikan tugas akademisnya. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana menurut Moleong 20104 bahwa metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menggunakan metode deskriptif berarti berarti peneliti menganalisa data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya Moleong, 201011. Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 217 B. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan beberapa metode sebagai berikut 1. Observasi. Metode ini adalah proses langsung mengamati subyek penelitian mengenai kondisi lapangan, manusia, dan situasi secara langsung. Memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subyek Moleong, 2010175. 2. Kehadiran Peneliti. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrumentdan dengan teknik pengumpulan data participant observation observasi berperan serta. Sugiyono, 20135. 3. Wawancara. Adapun macam-macam wawancara yaitu menurut Esterberg dalam Sugiyono, 201373. meliputi a. Wawancara terstruktur. b. Wawancara semi terstruktur c. Wawancara tak terstruktur. d. Dokumentasi. D. Informan Penelitian Informan adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2015218.Pertimbangan penting adalah kriteria mahasiswa yang menjadi informan yakni 1. Informan merupakan mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya disemua jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2. Informan merupakan mahasiswa semester tujuh dan delapan. 3. Informan bukan merupakan orang awam pada media online. Paham mengakses internet menggunakan dekstop dan perangkat mobile. 4. Informan aktif menggunakan media online minimal mengakses internet 5 kali dalam seminggu. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 4 empat mahasiswa sebagai informan yang dianggap representatif mewakili populasi.. E. Teknik Analisis Data . Model analisis data yang dilakukan adalah flow model analysis model analisis data berlangsung atau mengalir. Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 201391 mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Peneliti menggunakan analisis flow model yang dikemukakan oleh Miles dan Hubberman dalam Sugiyono, 2015247. Teknik analisis ini memiliki tiga komponen, yaitu 1. Reduksi data. 2. Penyajian data. 3. Kesimpulan. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN A. Perilaku Informasi Wilson dalam Barus, 2011 menyatakan terdapat empat istilah dalam perilaku informasi yakni Information behaviour, information seeking behaviour, information searching behaviour dan information use behaviour. Dari keempat istilah tersebut menurut Wilson paling luas cakupannya adalah Information Behaviour, selanjutnya information seeking behaviour dan terakhir information searching behaviour. Information behaviour merupakan totalitas hubungan manusia dengan sumber dan saluran informasi, termasuk penelusuran informasi aktif dan pasif dalam penggunaan informasi. Information seeking behaviour merupakan upaya menemukan informasi sebagai konsekuensi dari kebutuhan informasi untuk memenuhi beberapa tujuan. Dalam perjalanan menemukan, para individu Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 218 berinteraksi dengan sistem informasi manual seperti surat kabar atau perpustakaan, atau dengan sistem berbasis komputer seperti World Wide Web. Sedangkan information searching behaviour adalah perilaku penelusuran informasi ditingkat mikro yang digunakan pencari ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Bakhtiyar, 2017370 B. Permodelan Pola Perilaku Informasi Model pola perilaku pencarian informasi adalah gambaran langkah-langkah dari tindakan aktivitas mencari informasi. Adapun model perilaku informasi Bakhtiyar, 2017370-371 yaitu; 1. The Big 6 dikembangkan oleh dua pakar bernama Robert e berkowitz dan Michael B. Einsberg pada tahun 1987. Berkowitz dan Einsberg menamai model literasi informasi ini dengan the Big 6 Einsberg 2004. 2. Seven Pillar, model dibuat oleh SCONULL dan pertama kali keluar pada tahun 1999. Model ini mengkombinasikan ide mengenai kemampuan yang meliputi mengklarifikasi dan mengilustrasikan hubungan antara informasi keterampilan dan keahlian TI, dan gagasan tentang kemajuan. SCONUL, 20071. 3. Empowering Eigth adalah model literasi informasi yang dihasilkan dari pertemuan dua workshop di Srilangka tahun 2004 dan di india tahun 2005 Wijetunge 2005. 4. Adapun model umum perilaku informasi menurut Wilson. Barus 2011 mengungkapkan dalam teori Wilson dapat dilihat bahwa perilaku informasi merupakan proses yang berkaitan dengan pengolahan dan pemanfaatan informasi dalam kehidupan seseorang. Kebutuhan akan informasi tidak langsung berubah menjadi perilaku mencari informasi, melainkan harus dipicu terlebih dahulu oleh pemahaman seseorang tentang persoalan dalam hidupnya. Kemudian, kebutuhan informasi berubah menjadi aktivitas mencari informasi, ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku tersebut, yaitu a. Kondisi psikologis seseorang. b. Demografis. c. Peran seseorang di masyarakatnya. d.Lingkungan e. Karakteristik sumber informasi.5. Kuhlthau Information Seeking, dikembangkan oleh Carol Kuhlthau 200490 yaitu seorang profesor dibidang ilmu perpustakaan dan informasi pada University New Jesery. Menurut Kuhltau dalam Barus, 2011 Model proses pencarian informasi terbagi enam, yaitu. 1. Tahap Inisiasi. Tahapan ini muncul ketika seseorang menyadari adanya kebutuhan terhadap informasi tertentu. Tahap inisiasi ditandai oleh perasaan tidak pasti, yang mengakibatkan dilakukannya upaya-upaya mengkaitkan situasi yang dihadapi dengan pengalaman yang dimilikinya dari masa lampau yang berhubungan dengan pencarian informasi. 2. Tahap Seleksi. Pada tahap ini pencari informasi mulai merasa optimis, karena informasi yang dikumpulkan dapat memenuhi kebutuhannya. Pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya mempertimbangkan informasi yang telah diketemukan dengan berbagai kriteria seperti kepentingan pribadi, persyaratan dalam tugastugas yang harus diselesaikan, sumber informasi yang tersedia, dan waktu yang tersedia. Pada tahap ini seseorang mulai berdiskusi dengan temantemannya, dan mulai melakukan pemilihan informasi secara lebih sistematis. 3. Tahap Eksplorasi. Selesai melalui tahap seleksi, pengguna informasi mengalami kebingungan dan perasaan yang tidak pasti karena adanya keragu-raguan yang semakin meningkat. Keraguan ini disebabkan konsep yang ada dalam pikiran pengguna informasi terhadap kebutuhan informasi tidak relevan dengan informasi yang didapat. Untuk mengatasi masalah tersebut pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya-upaya menemukan titik orientasi yang dapat membantu untuk menemukan sisi pandang Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 219 yang sesuai dengan kepentingannya. 4. Tahap Formulasi. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan, karena perasaan tidak pasti mulai terkikis dan rasa percaya diri mulai tumbuh. Pola pikir mereka sudah terfokus untuk memilih ide-ide dari informasi yang dikumpulkan untuk membentuk topik yang sedang ditekuninya. 5. Tahap Interaksi. Tahap ini merupakan tahap interaksi antara pemakai dengan fungsi-fungsi sistem yang paling efektif dan efisien. Aktifitasnya adalah menghubungkan informasi yang terkumpul dengan kebutuhan sekaligus menyeleksi informsi yang relevan dengan kebutuhan.6. Tahap Presentasi. Tahap ini merupakan tahap puncak dari pencarian informasi yang akan berakhir dengan dua kemungkinan, merasa puas atau sebaliknya. C. Kebutuhan Informasi Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Tidak semua materi pelajaran yang disampikan dosen bisa ditangkap dan dimengerti oleh para mahasiswa. Mahasiswa menyadari dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan melakukan penelusuran informasi. Ido Adi Kurniawan mengatakan bahwa “Aku sangat tidak tergantung pada dosen bagaimana dia menjelaskannya, tetapi inti atau yang penting-penting saja yang saya catat, apabila terdapat hal-hal yang tidak kupahami, maka aku langsung bertanya pada keluarga atau sesama teman, baru kemudian aku bertanya langsung kepada dosen. Contohnya saja aku bertanya tentang Undang-Undang perpustakaan, seharusnya aku bertanya langsung ke dosen. Agar lebih pas atau sreg, aku membaca juga di berbagai majalah, koran, internet.” Wawancara, 12 Desember 2017. Hasil wawancara yang tetera di atas menggambarkan bahwa tidak semua mahasiswa mau bertanya dan berdiskusi langsung kepada dosen yang bersangkutan. Mahasiswa lebih baik memilih alternatif jawaban lain dengan cara mereka sendiri-sendiri. Berbagai tugas yang diberikan oleh para dosen, menjadi ajang latihan bagi mahasiswa untuk menemukan penyelesaian, yang kemudian menjadi pengetahuan terbaru bagi mahasiswa. Rozinah 20128 menjelaskan bahwa informasi sesuai dengan ciri-cirinya, memiliki sifat membenarkan yang berhubungan dengan kenyataan. Bila informasi yang ada salah tetapi penerima mempercayainya, maka informasi itu bisa dikatakan benar. Informasi memiliki cara pembaharuan, yakni sesuatu yang baru bagi penerima informasi, memperbaharui atau memberikan tambahan informasi yang telah ada. Qonita Fi Aunillah menyatakan bahwa “Sumber-sumber informasi tidak pasti dan harus dari internet tetapi juga bisa dari jurnal, buku-buku, perpustakaan, kampus,orang terdekat dan seminar.”Wawacara, 5 Januari 2017 Dari hasil wawancara tersebut, menggambarkan dengan pasti bahwa perpustakaan sebagai sumber informasi yang sebenarnya, tidak menjadi pilihan utama sebagai sumber informasi bagi para mahasiswa. Media online atau internet menjadi sumber utama dalam penelusuran informasi, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa sumber informasi terdapat dimana-mana seperti di waork shop, diskusi panel. seminar, konferensi,organisasi atau institusi, dan lain sebagainya. Yusup 200916 menjelaskan bahwa sumber informasi ada dan tersedia di mana-mana, di rumah, sekolah, lembaga-lembaga atau suatu organisasi komersial, pasar, buku-buku, surat kabar, majalah, perpustakaan, dan tempat- Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 220 tempat lainnya. hakekatnya, dimana suatu benda atau peristiwa berada, disana dapat terwujud atau tercipta informasisi. Sebagai mana pendapat Setiarso dalam Rozinah, 20128 yang menyatakan bahwa sumber informasi juga terdapat pada1. Manusia. 2. Organisasi. 3. Literatur, meliputi a. Literatur primer b. Literatur sekunder Boettcher dalam Barus, 2011 mengatakan bahwa kegiatan perkuliahan merupakan suatu strategi pembelajaran, yang pada dasarnya dilakukan dengan dialog/komunikasi disertai dengan beberapa kegiatan-kegiatan lainnya. “Keingintahuan dari diri saya terhadap informasi itulah, yang mendorong untuk dapat melakukan penelusuran informasi”, ungkap Wincono Adi. Demikian juga pernyataan yang senada dilontarkan oleh Qonita Fi Aunillah yang menyatakan bahwa; “Saya terdorong mencari informasi karena kewajiban-kewajiban berupa tugas-tugas dari para dosen”Wawancara, 21 Januari 2018. Hasil wawancara terlihat menggambarkan bahwa motivasi pencarian informasi, masih sangat dominan dipengaruhi oleh adanya faktor eksternal. Artinya mahasiswa melakukan information seeking, masih dominan bergantung faktor-faktor tugas dari para dosen. Krech, Crutchfield, dan Ballachey dalam Ready, 2016 menjelaskan adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi mencari pengetahuan, bagaimana agar dapat memecahkan masalah tersebut. salah satu cara yang harus dilakukan adalah mencari tambahan pengetahuan melalui berbagai media informasi. Sedangkan Terry dalam Ready, 20016 menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu a.Tujuan si penerima. b. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data. c. Waktu. d. Ruang dan tempat. e. Bentuk.f. Semantik. D. Perilaku Penelusuran Informasi Mahasiswa Model penelusuran informasi menurut Kuhltau sebagai acuan penelitian ini. Ada 6 enam tahap, yaitu Tahap Inisiasi, Tahap Seleksi, Tahap Eksplorasi, Tahap Formulasi, Tahap Interaksi, Tahap Presentasi. Dalam modelnya, Kuhltau menggambarkan proses kegiatan pencarian informasi yang dimulai dari tahap kesadaran seseorang terhadap kebutuhan informasi sampai dengan tahap hingga mengakhiri pencarian informasi karena sudah dapat menemukan informasi. E. Tahap Inisiasi Tahapan ini muncul ketika seseorang menyadari adanya kebutuhan terhadap informasi tertentu. Tahap inisiasi ditandai oleh perasaan tidak pasti, yang mengakibatkan dilakukannya upaya-upaya mengkaitkan situasi yang dihadapi dengan pengalaman yang dimilikinya dari masa lampau yang berhubungan dengan pencarian informasi. Firman Sugiarto menyatakan bahwa;“Menyadari terhadap kebutuhan informasi akademik, biasanya saya tidak mengerti dari penjelasan dosen atau tugas akademik. Tatkala informasi belum saya ketahui, jadi saya berusaha mencari tahu informasi itu. Sedangkan Ido Adi Kurniawan mengatakan bahwa; “Apabila informasi itu sangat penting buaku, tentu berupaya untuk mencari tahu dan biasanya untuk menyelesaikan tugas akademik. Wawancara, 30 januari 20 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 221 F. Tahap Seleksi Pada tahap ini pencari informasi mulai merasa optimis, karena informasi yang dikumpulkan dapat memenuhi kebutuhannya. Pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya mempertimbangkan informasi yang telah diketemukan dengan berbagai kriteria seperti kepentingan pribadi, persyaratan tugas-tugas yang harus diselesaikan, sumber informasi yang tersedia, dan waktu yang tersedia. Ido Adi Kurniawan menyatakan bahwa “ Buat aktivitas seleksi informasi,saya mencari sumbernya yang jelas yakni ke jurnal. Jadi informasi saya ambil yang penting-penting saja, jadi yang bermanfaat saja yang saya ambil..” Wawancara, 6 Pebruari 2018 G. Tahap Eksplorasi Selesai melalui tahap seleksi, pengguna informasi mengalami kebingungan dan perasaan yang tidak pasti karena adanya keragu-raguan yang semakin meningkat. Keraguan ini disebabkan konsep yang ada dalam pikiran pengguna informasi terhadap kebutuhan informasi tidak relevan dengan informasi yang didapat. Guna mengatasi masalah pola pikir, mereka mulai mengarahkan pada upaya menemukan titik orientasi yang membantu untuk menemukan sisi pandang yang sesuai dengan kepentingannya. Qonita Fi Aunillah berpendapat bahwa; “Browsing dan membaca buku, tanya kepada teman, selalu membutuhkan informasi yang akurat, saya selalu tidak langsung saja mencari di internet, persoalannya sangat tergantung nama webnya. Jika di blogspot biasanya kurang akurat, Jadi saya mencari di net,.id, .com atau ke jurnal online. Atau saya bertanya kepada kakak, orang tua, galibnya yang lebih tahu tentang informasi yang saya butuhkan.” Wawancara, 6 Pebruari 2018 H. Tahap Formulasi Tahap formulasi merupakan tahap yang sangat menentukan. Adanya perasaan yang tidak pasti, lambat laun terkikis dan selanjutnya rasa percaya diri mulai berkembang. Pola pikir para mahasiswa sudah mulai terfokus untuk dapat memilah dan memilih ide-ide dari berbagai informasi yang telah dikumpulkan, untuk selanjutnya dapat membentuk topik yang sedang digelutinya atau ditekuninya. Jadi telah terdapat satu pengkrucutan informasi sehingga menjadi satu fokus topik bahasan dalam aktivitas akademiknya. I. Tahap Interaksi Tahap ini merupakan tahap interaksi antara pemakai dengan fungsi-fungsi sistem yang paling efektif dan efisien. Aktifitasnya adalah menghubungkan informasi yang terkumpul dengan kebutuhan sekaligus menyeleksi informasi yang relevan dengan kebutuhan. Wincono Adi menyatakan pendapatnya bahwa “Sharing infomasi ke teman-teman dan jikalau ada yang membutuhkan ya saya sebarkan, contohnya terdapat teman membutuhkan informasi aku sudah mengetahuinya maka saya bagikan” Sedangkan Conita Fi Aunillah telah mengemukakan; “saya pribadi, jika untuk dosen tak pernah, tapi untuk teman okey. Untuk keperluan diskusi secara berkelompok, saya selalu melakukan sharing informasi dan jika bisa tidak terbatas hanya dengan teman sekelas saja, biar luas cakrawala berpikir saya dan banyak teman.” Wawancara,6Pebruari2018 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 222 J. Tahap Presentasi Tahap ini merupakan tahap puncak dari pencarian informasi yang akan berakhir dengan dua kemungkinan, merasa puas atau sebaliknya. Dari hasil wawancara menunjukkan gambaran bahwa semua informan melakukan eksplorasi informasi menggunakan media online atau internet. Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia komputer dan internet. Didalamnya terdapat portal, website situs web, radio-online, TV-online, pers online, mail-online, dengan karakteristik masing-masing sesuai fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya Romel, 2014. Wincono Adi memberikan keterangan sesuai pemikirannya bahwa;“Saya biasanya mencari informasi di internet langsung, saya malas sekali membuka buku, lebih praktis langsung ke internet. kebenaran di kampus tersedia wifi, saya langsung browsing di kampus.” Demikian juga yang diungkapkan oleh Firman Sugiarto yang menyatakan bahwa; “Saya lebih sering langsung ke internet, perpustakaan bagiku merupakan pilihan kedua, jika lebih praktis di internet, sebab internet amat mudah dimanfaatkan , menggunakan hp saja sudah mendapatkan informasi. Tetapi jika ke perpustakaan masih harus nencari-cari lebih senang langsung mencari informasi di internet dan jarang ke perpustakaan.” Wawancara 6 Pebruari 2018 Rifefan 201414 menuliskan di penelitiannya bahwa Paul Levinson menyebutkan media online tidak hanya sebatas media sosial, media online lebih daripada itu. Paul Levinson menyebutkan ada beberapa layanan yang dapat dikategorikan dalam new media atau media online, setidaknya ada 4 yang termasuk dalam pokok bahasan pada penelitian ini 1. Website atau situs onlineyang menyediakan berbagai macam berita dalam satu tempat yang terdiri atas beberapa halaman. 2. Media sosial yang meliputi Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya yang memberikan keleluasaan pada penggunanya untuk dapat berbagi informasi dan melakukan percakapan.3. Youtube sebuah platform yang memungkinkan penggunanya dapat mengunggah video dan kemudian pengguna lainnya dapat untuk melihat dan menikmatinya pula secara streaming. 4. Blog. Pada awal kehadirannya pengguna blog disebut dengan Citizen Journalist dimana pemilik akun Blog, menceritakan apa saja yang sedang terjadi di dalam kesehariannya, sehingga dapat memberikan informasi kepada pemilik blog lainnya. Wincono Adi mengutarakan pendapatnya bahwa;“Saya mempunyai kelompok belajar dengan nama Kubukers’ selain berdiskusi langsung, juga berdiskusi di grup Line. Mereka yang tidak hadir dalam belajar kelompok maka kita share di grup Line.” Sedangkan Firman Sugiarto mengatakan bahwa; “Di medsos banyak seperti di blog atau fb, tetapi sumbernya tidak akurat, kalau digunakan sebagai informasi akademik, tetapi kalau untuk informasi lain, tak jadi masalah, sebagai contoh di Line Today atau di instagram dapat langsung masuk di notifikasi hp.”Wawancara, 6 Pebruari 2018 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 223 Media online sebagai sumber informasi akademik menjadikan mahasiswa di perguruan tinggi, semakin dimudahkan dalam pemenuhan kebutuhan informasi untuk menunjang proses akademisnya. Dalam melakukan aktivitas penelusuran informasi, perilaku informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, secara ajeg dan rutin dalam menyelesaikantugas-tugas akademik. Akibatnya dalam diri mahasiswa telah terpola perilaku informasi. Adapun pola perilaku informasi dalam penelusuran informasi menggambarkan dengan jelas sesuai dengan model perilaku informasi yang dikemukakan dan dikenalkan oleh Kuhlthau. KESIMPULAN 1. Mahasiswa bermampuan untuk menyadari kebutuhan informasinya khususnya informasi di bidang akademik. Rata-rata mereka berusaha untuk mengetahui informasi dan melaksanakan penelusuran informasi tatkala mereka menerima tugas-tugas dan tatkala materi yang kurang atau tidak dipahaminya. 2. Tidak semua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma mampu menyeleksi informasi dengan baik. Penyeleksian informasi dilakukan dengan cara mengambil inti sari dari informasi yang dibutuhkan saja tanpa mengetahui keakuratan informasi tersebut. 3. Mahasiswa rata-rata melakukan penelusuran informasi memanfaatkan media online atau internet yang akurat dan yang bisa dipertanggungjawabkan. Akses informasi yang cepat menyebabkan para mahasiswa lebih memanfaatkan internet daripada memanfaatkan layanan jasa informasi perpustakaan. 4. Mahasiswa berkemampuan dalam menentukan kebutuhan informasi akademiknya dan yakin bahwa informasi yang mereka dapatkan bisa memberikan solusi permasalahan yang dihadapinya. 5. Mahasiswa berkemampuan dalam mengumpulkan informasi, yang telah diseleksinya untuk dapat membantu permasalahan yang dihadapinya atau sharing informasi sesama teman, untuk memenuhi kebutuhan informasi berhubungan dengan perkuliahan. 6. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi untuk memenuhi kebutuhan akademik dan memperoleh hasil sesuai dengan informasi internal kebutuhannya. 7. Pola perilaku Informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dalam melakukan tindakan penelusuran informasi sesuai dengan model yang dikenalkan oleh Kuhlthau. Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 224 SARAN 1. Perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, diharapkan senantiasa melakukan sosialisasi dan promosi secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan, untuk meningkatkan minat baca mahasiswa agar memanfaatkan layanan jasa informasi perpustakaan secara optimal. 2. Dosen seyogjanya memberikan pembelajaran berbasis pemanfaatan jasa informasi perpustakaan kepada mahasiswa, untuk lebih meningkatkan motivasi belajar, motivasi berprestasi dengan cara belajar yang inovatif dan kreatif. 3. Urgensitas pemberian pemahaman bagi mahasiswa, tentang pentingnya peningkatan kekayaan ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan semaksimalnya terhadap layanan jasa informasi yang telah disediakan oleh perpustakaan perguruan tinggi, sebagai pusat sumber belajar dan pusat sumber informasi serta knowlegde center. DAFTAR PUSTAKA Aries, M. 2016. 4 Teori Belajar Sosial Bandura. http// file. upi. edu/ Direktori / FIP/ diakses pada tanggal 18 Nopember 2016 Bakhtiyar. 2017. Perilaku Informasi Dalam Perspketif Sosiologi Suatu Kajian Dalam Sudut Pandang Voluntarism Action Of Theory. Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers Prodi Ilmu Perpustakaan UM 2017 “ Rekonstruksi Peran Perpustakaan dan Pustakawan di Era Informasi “. Malang, Program Studi Ilmu Perpustakaan, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, 30 Agustus 2017 – ISBN 978-602-60077-1-1 Barus, Sri Ita. 2011. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer USU Tahun Ajaran Tahun Ajaran 2009/2010 Semester VI dalam Rangka Mendukung Kegiatan Perkuliahan. Medan Fakultas Sastra, Universitas Sumatra Utara http //repository . id/handle/ 123456789/24165 diakses pada tanggal 24 November 2016 penelusuran-informasi/diaksespadatanggal 27 Oktober 2016 Hanifah & Abdullah, Syukriy. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala Hendry. 2013. Teori Motivasi Kebutuhan McClelland motivasi-kebutuhan-mcclelland/ diakses pada tanggal 18 Nopember 2016 Lexy J, Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 225 Pendit, Putu Laxman. 2006. Ragam Teori Informasi. Jakarta Perpustakaan PusatUniversitas Indonesia Ready, Algu. 2016. Penggunaan Media Online Sebagai Sumber InformasiAkademik Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau. Pekanbaru Universitas Riau. Rifefan, Muhamad. 2014. Penggunaan Media Online Dalam MemenuhiKebutuhan Informasi Akademis Studi Deskriptif Kualitatif Pada Kalangan Mahasiswa Universitas Negeri di Yogyakarta. Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga diakses pada tanggal 24 November 2016 Rozinah, Siti. 2012. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama STAINU Jakarta. Depok Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia diakses pada tanggal 24 November 2016 Safii, Moh. 2017. Perencanaan Perpustakaan Universitas Mercu BuanaUMB Cabang Cibubur. JIPI Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 21, 115–128. Safii, Moh. 2019. Redefining The Five Laws of Library Science in the Digital Age. Dipresentasikan pada 2nd Internasional Conference on Culture and Language in Southeast Asia ICCLAS 2018. Safii, Moh, Zen, Z., & Mayesti, N. 2018. Strategi Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Menerapkan Library JIPI Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 31, 144–159. Safii, Moh. 2015. Mengulas Opac Sebagai Next Generation Library Catalog. Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan, 161. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Alfabeta ________. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. BandungAlfabeta Tea, Romel. 2014. Media Online Pengertian dan Karakteristik diakses pada tanggal 24 November 2016 Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. JakartaBumi Aksara _______. 2012. Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi,Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan. Jakarta Rajawali Pers. Wardalisa. 2007. Teori Abraham Maslow. http// Downloads/folder/ diakses pada tanggal 26 desember 2016 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 226 RIWAYAT PENULIS Drs. Bakhtiyar, Lahir di kota Pahlawan Surabaya, 3 April 1963, dan alamat tempat tinggal Desa Kajar Tengguli Kecamanatan Pambon Kabupaten Sidoarjo. Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Lulus S 1 Sosiologi, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dan lulus S 1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, serta lulus S 2 Magister Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. HP 082131831339. Email ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Moh SafiiAbstract—SR Ranganathan in 1931 proposed a theory called The Five laws of library science. This theory became a foundation for the world of librarianship and influenced the library science. The emerges of technology in life made it necessary to redefine the five laws of librarianship. This research aims to describe how the theory is applied and in which part is not relevant and needs to be redefined for the sake of library progress. This research used a literature review by reading the original book entitled The Five Laws of Library Science by SR Ranganathan and compiled the five laws with the characteristic of Generation Z to be able to get new laws that fit this era The main findings of this research are 1 information Focus on Content, not Container, 2 user Engagement, 3 Quantitative Analysis of Information, 4 learning Common Online and Offline. Keywords— librarianship, library science, information science .Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers Prodi Ilmu Perpustakaan UM 2017 " Rekonstruksi Peran Perpustakaan dan Pustakawan di Era InformasiBakhtiyarBakhtiyar. 2017. Perilaku Informasi Dalam Perspketif Sosiologi Suatu Kajian Dalam Sudut Pandang Voluntarism Action Of Theory. Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers Prodi Ilmu Perpustakaan UM 2017 " Rekonstruksi Peran Perpustakaan dan Pustakawan di Era Informasi ".Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer USU Tahun Ajaran Tahun AjaranSri BarusItaBarus, Sri Ita. 2011. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer USU Tahun Ajaran Tahun Ajaran 2009/2010Metodologi Penelitian KualitatifJ LexyMoleongLexy J, Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama STAINU Jakarta. Depok Fakultas Ilmu Pengetahuan BudayaSiti RozinahRozinah, Siti. 2012. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama STAINU Jakarta. Depok Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia diakses pada tanggal 24 November 2016Moh SafiiSafii, Moh. 2017. Perencanaan Perpustakaan Universitas Mercu BuanaUMB Cabang Cibubur. JIPI Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 21, 115-128. Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Menerapkan LibrarySafiiMohZ ZenN MayestiSafii, Moh, Zen, Z., & Mayesti, N. 2018. Strategi Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Menerapkan Library JIPI Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 31, 144-159. Opac Sebagai Next Generation Library CatalogMoh SafiiSafii, Moh. 2015. Mengulas Opac Sebagai Next Generation Library Catalog. Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan, 161.Tengguli Desa Kajar Tengguli Kecamanatan Pambon Kabupaten Sidoarjo. Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu PolitikRiwayat Penulis DrsS BakhtiyarM Ip SosLahir Di Kota PahlawanSurabayaRIWAYAT PENULIS Drs. Bakhtiyar, Lahir di kota Pahlawan Surabaya, 3 April 1963, dan alamat tempat tinggal Desa Kajar Tengguli Kecamanatan Pambon Kabupaten Sidoarjo. Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Lulus S 1 Sosiologi, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dan lulus S 1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, serta lulus S 2 Magister Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. HP 082131831339. Email Teori Belajar Sosial BanduraM AriesAries, M. 2016. 4 Teori Belajar Sosial Bandura. http// file. upi. edu/ Direktori / FIP/
ANALISISHUBUNGAN ANTARA PERUSAHAAN DAN SISTEM INFORMASI Budi Nugroho Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Surabaya budinugroho.if@ Setiap perusahaan saat ini menghadapi lingkungan bisnis yang dinamis dan semakin kompetitif.
Salah satu dampak positif dari adanya perkembangan teknologi informasi adalah kemudahan dalam pencarian dan juga penyebaran informasi. Dengan proses penelurusan informasi secara online, hubungan hal tersebut dengan teknologi informasi adalah teknologi informasi adalah rangkaian alat yang bisa digunakan untuk mengakses informasi yang sudah diunggah secara online atau informasi adalah alat teknologi yang bisa digunakan untuk mengolah suatu informasi. Perkembangan dari teknologi informasi juga membuat kita bisa mengunggah suatu informasi secara online melalui internet. Dengan adanya hal tersebut, kita bisa melakukan pencarian dan penyebaran informasi secara online dengan begitu mudah. Selain itu, perkembangan teknologi informasi ini juga berhubungan dengan perkembangan teknologi komunikasi di mana pada zaman sekarang kita sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bantuan internet. Namun, penggunaan teknologi informasi ini harus dilakukan dengan bijaksana agar kita tidak terekspos terhadap informasi yang memiliki muatan lebih lanjutMateri tentang sejarah perkembangan komputer tentang sejarah perkembangan internet tentang alat komunikasi modern dan tradisional jawabanKelas 7Mapel TIKBab 2 - Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan KomunikasiKode SPJ3
Teknologikaitannya dengan proses belajar mengajar adalah sebagai media yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar. Sebagai media pembelajaran, teknologi khususnya TIK dikaitkan dengan berbagai kegiatan yang digunakan untuk mengakses, mengumpulkan, memanipulasi, dan mempersembahkan atau berkomunikasi mengenai informasi.
Penelusuraninformasi secara elektronis yaitu penemuan kembali informasi yang dibutuhkan pemakai dalam suatu pangkalan data atau sistem informasi dengan menggunakan sarana-sarana elektronis ( Belkin, 1993; Gudivada, 1997). Penelusuran informasi secara elektronis juga dikenal dengan nama Penelusuran Informasi Online.
Berdasarkan(Munizu, 2017) teknologi informasi mempunyai hubungan yang positif signifikan terhadap kinerja supply chain, mekanisme koordinasi yang baik antar pelaku rantai pasok dapat efektivitas aliran material, informasi, dan uang. Teknologi Informasi (TI) adalah penggunaan sistem antar organisasi untuk berbagi informasi dan
ogsh7y4. 97l3pg0sit.pages.dev/40697l3pg0sit.pages.dev/3097l3pg0sit.pages.dev/17697l3pg0sit.pages.dev/18097l3pg0sit.pages.dev/9097l3pg0sit.pages.dev/37297l3pg0sit.pages.dev/13797l3pg0sit.pages.dev/55
hubungan antara teknologi informasi dengan proses penelusuran informasi online