Kegiatan Majelis Taklim At-Takwa Menurut peneliti, dengan adanya kegiatan Majelis Taklim At-Takwa dan dilaksanakan pada waktu selepas sholat ashar bentuk kegiatan ini sangatlah tepat, )6 karena kegiatan Majelis Taklim At-Takwa dapat meminimalisir kegiatan ibu rumah tangga Lingkungan V Kelurahan Singkil dua Manado untuk dialihkan pada kegiatan
[PERIODE APRIL – DESEMBER 2010] APRIL 2010 Tanggal 18 April 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 diadakan Rapat Perdana Ibu-Ibu warga cluster Semeru untuk merumuskan berbagai kegiatan cluster yang dipimpin oleh Ibu Siti Sa’adah Ibu RT. Dari rapat tersebut dihasilkan beberapa kegiatan dan penanggungjawabnya. PROGRAM KEGIATAN IBU-IBU WARGA CLUSTER SEMERU DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN Program PKK dan Posyandu PJ, Ibu Ai Mama Ais dan Ibu Dewi Mama Reno Program Olah Raga PJ, Ibu Eka Mama Airin Program Majelis Ta’lim PJ, Ibu Ika Humas PJ, Ibu Siti Ibu RT dibantu dasawisma Arisan dan Kas RT PJ, Ibu Budi Tanggal 25 April 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 didakan rapat lanjutan dalam menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan, struktur tambahan, dan saran fokus awal materi hanya Pembahasan Majelis Ta’lim. JADWAL MAJELIS TA’LIM Semula Setiap Ahad sore dirubah menjadi Sabtu Sore Ba’da Ashar STRUKTUR TAMBAHAN MAJELIS TA’LIM Ketua Ibu Ika Wakil Ketua Ibu Ningsih Sekretaris Ibu Lina Bendahara Ibu Budi USULAN MATERI Untuk awalan Ibu-ibu meminta membahas memperbaiki bacaan Al-Qur’an dan Ibadah, Pemateri menggunakan sumber daya yang ada, dan bila dana memungkinkan mengundang Ustadzah 1 bulan sekali. MEI 2010 Tanggal 1 Mei 2010, Pengajian perdana Majelis Ta’lim Semeru dirumah Ibu Ika – HH15 dengan kegiatan Ta’aruf/Perkenalan Warga Baru dengan Kajian “KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN” diisi oleh Bu Ika Tanggal 8 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Martuti – HD06 diisi oleh Ibu Ika dengan Kajian “TADARRUS AL’QUR’AN “ Tanggal 15 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Yanti – HC 27 diisi oleh Ibu Ika dengan kajian “FADHILAH DO’A DAN ADAB BERDO’A” Tanggal 22 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Eka/Mama Airin – HI14 diisi oleh Ibu Lina dengan kajian “ADAB ANAK TERHADAP ORANGTUA” Tanggal 29 Mei 2010, Pengajian rutin diganti Tasyakuran dirumah Ibu Nur – HE06 dan disampaikan jadwal pengajian pekanan. PROGRAM KERJA Minggu ke 1 Kajian Tahsin – Tilawah, oleh Bu Lina Minggu ke 2 Kajian Al Qur’an dan Hadits, oleh Bu Ika Minggu ke 3 Kajian Fiqh dan syari’ah, oleh Bu Lina Minggu ke 4 Kajian Aqidah, oleh Bu Ika Notes Ustadz/Ustadzah direncanakan tiap 3 bulan, yaitu Juli, September, dan Desember……. JUNI 2010 Tanggal 5 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Ani/Mama Ikhsan – HH11 dengan kajian “MUQODDIMAH ILMU TAJWID” diisi oleh Bu Ika. Tanggal 12 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Budi –HC28 dengan kajian “DOA SEPUTAR IBADAH” diisi oleh Ibu Ika 10. Tanggal 19 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Neni/Mama Riska-HH05 dengan kajian “FIQH THOHAROH” diisi oleh Ibu Lina. 11. Tanggal 26 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Wiwin – HK11 dengan kajian “IMAN KEPADA MALAIKAT” diisi oleh Ibu Ika JULI 2010 12. Tanggal 03 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Latifah/Mama Rafi – HJ22 dengan kajian “MAKHORIJUL HURUF” diisi oleh Ibu Lina 13. Tanggal 10 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Ningsih – HK16 dengan kajian “DOA-DOA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI” diisi oleh Ibu Ika, dan diumumkan program tambahan berupa Kajian AL QUR’AN bagi warga yang berminat menghafal Juz amma dan kajian tafsir singkat surat-surat dalam juz’amma. Program Kajian tambahan ini dilaksanakan setiap hari Jum’at jam – WIB. 14. Tanggal 17 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Amah – HI16 diisi oleh Ibu Lina 15. Tanggal 24 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Eva/Mama Raka-HC29 dengan kajian “IMAN KEPADA RASUL” diisi oleh Ibu Ika 16. Tanggal 25 Juli 2010, Undangan dari Majelis Taklim Grand Kahuripan diMushola Papandayan untuk membentuk kepengurusan majelis taklim se grand kahuripan. 17. Tanggal 31 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Atih – HO02 dengan kajian “FIQH THOHAROH/WUDHU” diisi oleh Ibu Lina AGUSTUS 2010 18. Tanggal 7 Agustus 2010, Pengajian rutin diganti tasyakuran dirumah Mama Risma – HJ20 19. Tanggal 8 Agustus 2010, diadakan TARHIB RAMADHAN 1431 H bersama dengan Bapak-bapak di Mushola sementara semeru / Lapangan HC dengan menghadirkan pembicara Ustadz Nanang, Spd. 20. Selama bulan Ramadhan Pengajian rutin setiap sabtu LIBUR, sebagai gantinya diselenggarakan “TADARUS QUR’AN“ setiap hari waktu sempat berubah-ubah, akhirnya tetap jam pagi bertempat di Musholla Sementara. Dan Taddarus ditutup dengan melakukan khataman Qur’an. SEPTEMBER 2010 21. Tanggal 25 September 2010, dirumah Mama Riska-HH05 Pengajian di buka kembali setelah libur Idul Fitri dengan menggelar acara “HALAL BI HALAL DAN SILATURRAHMI IBU-IBU SEMERU”. Sehubungan dengan bertambahnya warga dan niat memperbaiki kinerja Majelis Ta’lim maka di forum tersebut dibuka “REKRUTMEN TERBUKA PENGURUS MAJELIS TA’LIM SEMERU” dan dihasilkan 10 orang bersedia dengan kerelaan tanpa paksaan untuk menjadi pengurus. IBU-IBU YANG BERSEDIA MENJADI PENGURUS Ibu Budi, 2. Ibu Ika, 3. Ibu Rubby, 4. Ibu Nur, 5. Ibu Zulia Mama Firly, 6. Ibu Dwi Mama Kinan, 7. Ibu Neni Mama Riska, 8. Ibu Heny Mama Najla, 9. Ibu Esti Mama Irma, 10. Ibu Ai Mama AisPengurus Majelis Taklim lama Ibu Ningsih dan Ibu Lina tidak bersedia lagi menjadi pengurus. Notes jumlah yang hadir 26 orang, semua yg hadir ditanya satu persatu tentang kesediaannya 22. Tanggal 29 September 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 diadakan Rapat pengurus untuk merevisi program kerja Majelis Ta’lim yang dihadiri oleh 8 dari 10 orang pengurus, dan dihasilkan struktur kepengurusan Majelis Ta’lim dan program kerja yang baru STRUKTUR PENGURUS MAJELIS TA’LIM REVISI Ketua Ibu Ika Wakil Ketua Ibu Neni Mama Riska Sekretaris I/II Ibu Dwi Mama Kinan dan Ibu Zulia Mama Firly Bendahara I/II Ibu Heny Mama Najla dan Ibu Esti Mama Irma Humas Ibu Rubby dan Ibu Ai Mama Ais PROGRAM KERJA REVISI 1 TA’LIM TAMBAHAN setiap Jum’at Pagi Halaqoh Qur’an, khusus bagi peserta yang ingin memperbaiki bacaan Qur’an, hafalan dan tafsir juz amma TAKLIM RUTIN setiap Sabtu Sore Mg. ke 1 Pembacaan Yasin dan materi dari Ibu Lina Mg. ke 2 Al Ma’tsurot dan materi dari Ibu Ika Mg. ke 3 Tadarus Al Qur’an dan materi dari Ibu Ika Mg. ke 4 Mendatangkan Ustadzah/ pembicara tamu OKTOBER 2010 23. Tanggal 02 Oktober 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Zulia/Mama Firli – HA16 dengan tema Kajian Tahsin – Tilawah diisi oleh Bu Lina. 24. Tanggal 09 Oktober 2010 Pengajian rutin dirumah Ibu Esthi – HJ32 dengan kajian “DOA PARA NABI DAN RASUL / ALMATSURAT” diisi oleh Ibu Ika 25. Tanggal 16 Oktober 2010 Pengajian Rutin diganti tasyakuran dirumah Ibu Heni/Mama Najla-HN04. 26. Tanggal 23 Oktober 2010, Pengajian dirumah Ibu Mia/Mama Diandra-HN03 diisi oleh Bu Ika dengan kajian “IMAN KEPADA KITAB ALLOH” 27. Tanggal 30 Oktober 2010, Pengajian dirumah Ibu Irma/Mama Salwa – HL07 dengan menghadirkan pembicara dari luar yaitu Ibu Lia Apriani Ketua Majelis Ta’lim Rinjani, dengan tema kajian “MENELADANI AKHLAQ RASUL AMANAH” NOVEMBER 2010 28. Tanggal 06 November 2010, Pengajian di rumah Ibu Wulan/Mama Nabil – HK 12B dimana pemateri Ibu Lina tidak bisa hadir dan ada masukan dari beberapa warga yang menginginkan Pengajian setiap hari sabtu diubah menjadi 2 minggu sekali. 29. Tanggal 09 November 2010, Bu RT mengadakan rapat bersama pengurus dirumah Ibu Neni – HH05 untuk membahas usulan warga, dan dihasilkan beberapa keputusan PROGRAM KERJA REVISI 2 Khusus Ta’lim Rutin Hari Sabtu Kocokan tempat ditiadakan karena dipandang memberatkan Konsumsi ditiadakan dan infaq untuk konsumsi ditiadakan seadanya saja tidak perlu dipaksakan Frekuensi pengajian menjadi 2minggu sekali dan mendatangkan pembicara dari luar sempat ada diskusi panjang tentang ini 30. Tanggal 13 November 2010, Pengajian dirumah Ibu Heni/Mama Najla – HN04 diisi oleh Ibu Lina, dan disampaikannya hasil revisi 2 dan usulan MT Rinjani kepada ibu-ibu peserta pengajian tentang program pengajian bergilir dicluster semeru, rinjani dan merapi dan para ibu-ibu tidak menyetujui pengajian menjadi dua minggu sekali dan mengusulkan beberapa hal. PROGRAM KERJA REVISI 3 Khusus Ta’lim Rutin Hari Sabtu Menyetujui point 1 dan 2 dari program kerja revisi 2 MT tetap diadakan seminggu sekali, tetapi setiap 2 minggu diadakan acara selingan Tata cara dan materi diserahkan kepada pemateri masing-masing. Maka jadwal menjadi sbb Sabtu Mg Ke 1 Yasinan dan Materi dari Ibu Lina Sabtu Mg Ke 2 Ta’lim gabungan Semeru, Rinjani, dan Merapi tempat bergilir Sabtu Mg Ke 3 Tadarus Qur’an dan Materi dari Ibu Ika Sabtu Mg Ke 4 Pembicara/Ustadzah tamu 31. Tanggal 20 November 2010, Pengajian dirumah Bu Ika-HH15 dengan kajian AlQur’an diisi oleh Bu Ika dan dilanjutkan dengan rapat panitia pengajian se-grand kahuripan. 32. Tanggal 27 November 2010, Pengajian dirumah Ibu Eki-HC26 dengan menghadirkan Pembicara tamu dari Ketua Majelis Ta’lim se Grand Kahuripan “Ibu Anik” dari Papandayan dengan tema “AKHLAQ MENJAGA LISAN” 33. Tanggal 28 November 2010, Majelis Ta’lim Semeru menjadi “Tuan Rumah acara Silaturahim Majelis Ta’lim se-Grand Kahuripan yang dihadiri oleh Pengurus Majelis Taklim dari Cluster Papandayan, Pangrango, Patuha, Arjuna, Bromo, Rinjani, Merapi. DESEMBER 2010 34. Tanggal 4 Desember 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Lina – HA21 diisi oleh Ustadz Dedy dan Ibu Lina. 35. Tanggal 5 Desember 2010, Majelis Ta’lim Semeru menjadi panitia Pengajian Bulanan Majelis Ta’lim se Grand Kahuripan yang dihadiri oleh ± 130 jama’ah pengajian dari seluruh cluster bertempat di Masjid Al Ihsan – Papandayan, dengan tema “INDAHNYA KEBERSAMAAN” dan menghadirkan pembicara Ustzh. Iin Suprihatin 36. Tanggal 11 Desember 2010, Pengajian gabungan dengan Rinjani berjalan untuk pertama kalinya bertempat di Mushola Rinjani dengan pembicara Ibu Lia dan tema “KIAT WANITA MUSLIMAH” 37. Tanggal 18 Desember 2010, Pengajian rutin hari sabtu diganti Tasyakuran dirumah bu Ningsih 38. Tanggal 19 Desember 2010, Diadakan pertemuan Silaturahmi di rumah Ibu RT dimana ada usulan untuk diadakan Pengajian tambahan, pada setiap hari Ahad pagi jam 8 dengan tema “BELAJAR RATIB DAN MAULID”. 39. Tanggal 26 Desember 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Yudi – HF10 menghadirkan pembicara dari luar Ibu Tukirah Terapist Kesehatan Wanita dengan kajian “KESEHATAN, KECANTIKAN DAN WANITA” USULAN PROGRAM KERJA REVISI 4 MAJELIS TA’LIM SEMERU MEMILIKI 3 PROGRAM KERJA 1. TA’LIM RUTIN setiap hari “SABTU jam untuk Mg ke-1 Sampai Mg ke-3” dan “AHAD jam untuk Mg ke-4” UMUM bagi seluruh Muslimah warga Semeru 2. TA’LIM TAMBAHAN a. BELAJAR AL-QUR’AN Setiap hari “JUM’AT jam KHUSUS bagi yang mau belajar Tahsin- Tilawah, Hafalan, dan Tafsir singkat Al-Qur’an b. BELAJAR RATIB DAN MAULID setiap hari “AHAD jam KHUSUS bagi yang mau belajar Ratib dan Maulid NOTES Majelis Ta’lim Semeru bersifat “BEBAS, TERBUKA, dan TANPA PAKSAAN” Majelis Ta’lim Semeru adalah forum Silaturrahim Ibu-Ibu MUSLIM warga Cluster Semeru sebagai sarana untuk berUKHUWWAH ISLAMIYAH dan THOLABUL ILMI. Kepengurusan Majelis bersifat terbuka, Jika ada Warga yang berminat menjadi pengurus dengan SENANG HATI kami menerimanya dan jika ada ide, kritik ataupun saran silahkan sampaikan kepada pengurus dan dapat menghadiri RAPAT RUTIN PENGURUS MAJELIS TA’LIM yang diselenggarakan setiap JUM’AT MINGGU KE-1 JAM Klapanunggal 26 Desember 2010 Ketua Majelis Ta’lim Sekretaris Ika Patmawati Dwi Lestari
jemaahnya, kedudukan organisasinya, dan tempat kegiatan majelis taklim. Bentuk-bentuk kegiatan majelis taklim yakni (a) pembinaan keimanan, (b) pendidikan keluarga sakinah, (c) memberdayakan sumber daya manusia jemaah.Kota Keywords: taklim assembly; socio-religious, multicultural; and Manado City. Kata kunci: majelis taklim; sosial- This study aims to determine and describe how the role of the taklim assembly in fostering religiosity in the aspect of worship for housewives; the role of the taklim assembly in fostering the religious reading of the Qur'an; the role of the taklim assembly in fostering religious diversity in the social aspect; and what are the supporting and inhibiting factors in religious development for housewives. The type of research used is qualitative research field research, qualitative research methods are descriptive methods in the form of writing or words from people and observed behavior. Sources of data obtained from the congregation taklim assembly. To strengthen the research data obtained, the authors also took data through observation and documentation. All interview data were analyzed by collecting, reducing, presenting and ending with conclusion. The results of the study indicate that the role of the taklim assembly in religious development for housewives in various aspects, namely aspects of worship, the Koran, and social plays a very important role in broadcasting and developing Islam in society, especially for housewives Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Al-Kawakib Volume 2 Number 1 2021, pp 1-9 ISSN Online 2746-4997 DOI 1 Peranan Majelis Taklim dalam Pembinaan Keberagamaan bagi Ibu Rumah Tangga Oksy Almaidah1, Novia Nengsih2 1Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang, Padang 2Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, Batusangkar Corresponding author, e-mail Abstract This study aims to determine and describe how the role of the taklim assembly in fostering religiosity in the aspect of worship for housewives; the role of the taklim assembly in fostering the religious reading of the Qur'an; the role of the taklim assembly in fostering religious diversity in the social aspect; and what are the supporting and inhibiting factors in religious development for housewives. The type of research used is qualitative research field research, qualitative research methods are descriptive methods in the form of writing or words from people and observed behavior. Sources of data obtained from the congregation taklim assembly. To strengthen the research data obtained, the authors also took data through observation and documentation. All interview data were analyzed by collecting, reducing, presenting and ending with conclusion. The results of the study indicate that the role of the taklim assembly in religious development for housewives in various aspects, namely aspects of worship, the Koran, and social plays a very important role in broadcasting and developing Islam in society, especially for housewives. Keywords Taklim Council, Housewife Religious, Guidance This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author. Pendahuluan Menurut Mustofa 2019 dalam Nurul Mutia Kholida & Rengga Satria, 2021 Pendidikan Islam yaitu pendidikan yang berasal dari ajaran islam atau segala sesuatu yang diajarkan berdasarkan ajaran islam itu sendiri dengan tujuan untuk pembinaan serta membentuk pribadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Jenis pendidikan di Indonesia terbagi atas dua yaitu pendidkan formal, Informal dan pendidikan Nonformal. Ditinjau dari macam-macam lembaga pendidikan Islam Majlis taklim dapat dikategorikan sebagai lembaga pendidikan non formalBafadhol,2017. Dalam UUD No. 20 Tahun 2003, tentang hak dan kewajiban masyarakat disebutkan dalam pasal 8 bahwa “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan”. Selanjutnya disebutkan dalam pasal 9 bahwa “Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”. Majelis taklim merupakan kumpulan dari beberapa kelompok atau suatu komunitas muslim yang melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran yang mempelajari tentang agama Islam Sarbini,2014.Majelis taklim sebagai sarana dakwah maupun tabligh yang Islami dapat berperan sebagai wadah pembinaan bahkan peningkatan kualitas hidup umat Islam yang sesuai dengan tuntutan ajaran Islam yaitu al-qur’an dan as-sunnah. Peran majelis taklim secara fungsional yaitu untuk mengokohkan landasan hidup manusia khususnya dalam bidang keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia Bakhtiar,2016. Keberagamaan merupakan aktivitas dalam melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari yakni dalam aktivitas shalat, puasa dan berbakti kepada kedua orangtua, ukhwah, Al-Kawakib e-ISSN 2746-4997 2 Peranan Majelis Taklim dalam Pembinaan Keberagamaan … tolong-menolong antar sesama, dan segala aktivitas yang didasarkan pada nilai-nilai agama Veriyanto, 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan majelis taklim dalam membina keberagamaan pada aspek ibadah bagi ibu rumah tangga di nagari koto nan duo kecamatan batang kapas, untuk mengetahui bagaimana peranan majelis taklim dalam membina keberagamaan baca qur’an bagi ibu rumah tangga di nagari koto nan duo kecamatan batang kapas, untuk mengetahui bagaimana peranan majelis taklim dalam membina keberagamaan pada aspek sosial bagi ibu rumah tangga di nagari koto nan duo kecamatan batang kapas, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan keberagamaan bagi ibu rumah tangga di nagari koto nan duo kecamatan batang kapas. Adanya kegiatan majelis taklim dalam lingkungan masyarakat dapat memperlihatkan akan kebutuhan dan adanya hasrat dari masyarakat itu sendiri dalam pengetahuan agama secara lebih luas. Seperti halnya untuk mengatasi suatu masalah yang terjadi dalam hidup agar dapat menciptakan hidup yang lebih baik. Untuk meningkatkan suatu tuntutan jamaah serta peran pendidikan nonformal, membangkitkan semangat serta upaya dari ulama dan anggota masyarakat agar dapat memperbaiki, mengangkat, mengembangkan kualitas, dan kesanggupan sehingga keberadaan dari majelis taklim dapat melakukan tanggungjawab serta fungsinya dengan baik Rukiati & Hikmawati, 2016. Oleh karena itu peranan majelis taklim dapat memberikan kontribusi pada masyarakat untuk menanamkan bahkan meningkatkan pengetahuan pendidikan agama dalam masyarakat khususnya bagi ibu rumah tangga di nagari koto nan duo kecamatan batang kapas. Majelis taklim memiliki peran penting dalam mengembangkan konsep keagamaan yang ada di dalam lingkungan masyarakat. Kegiatan majelis taklim bisa dilaksanakan dimana saja dan bisa diikuti oleh kalangan bapak maupun Ibu. Tapi dalam dalam penelitian saya ini kegiatan majelis taklim di khususkan untuk para ibu-ibu saja terutama ibu rumah tangga. Dengan adanya kegiatan majelis taklim ini khususnya di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas dapat berperan penting dalam menambah wawasan mengenai pengetahuan keagamaan ibu-ibu yang ada di Nagari tersebut. Majelis taklim memilki peran penting dalam mengembangkan dakwah islam. Karena majelis taklim memiliki makna dan tujuan yang baik dalam penyiaran agama Islam dan juga pengembangan bagi masyarakat dalam keagamaan terutama bagi kaum ibu-ibu di semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu dengan adanya pembinaan keagamaan di lingkungan masyarakat terutama bagi ibu rumah tangga, mereka akan mendapatkan pengetahun dan pecerahan mengenai ilmu keagamaan yang lebih luas baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan keluarga. Namun realitas yang terjadi di lapangan bahwa masih ada ibu-ibu majelis taklim yang mengikuti kajian yang tidak tahu dalam pengetahuan keagamaan. Seperti dalam beribadah, baca qur’an serta hubungan sosial yang ada di dalam masyarakat. Adapun perbandingan masalah penelitian terdahulu dengan penelitian saya, yaitu Jurnal ilmiah yang ditulis oleh Indasari, Surni Kadir dan Normawati yang berjudul tentang Peranan Majelis Taklim Baabul Jannah dalam Meningkatkan Pemahaman Agama pada Masyarakat Desa Doulan Kecamatan Bokat kabupaten Boul, permasalahannya yaitu kurangnya pemahaman agama masyarakat di desa doulan kecamatan boukat kabupaten ilmiah yang ditulis oleh Oyo Bariah, Iwan Hermawan, dan Nur yang berjudul tentang Peranan Majelis Taklim dalam Meningkatkan Ibadah bagi Masyarakat di Desa Telukjambe Karawang, masalah dalam penelitian ini yaitu kurangnya pegetahuan ibadah pada masyarakat didesa teluk jambe, dan majelis taklim dijadikan lembaga alternative bagi Oksy Almaidah & Novia Nengsih 3 Al-Kawakib, Open Access Journal mereka yang tidak memiliki cukup tenaga , waktu, dan kesempatan dalam menimba ilmu agama dijalur pendidikan ilmiah yang ditulis oleh Irmawati Ibrahim, Abd. Hamid Isa dan Yakob Napu yang berjudul Peran Majelis Taklim Nurul Iman dalam Meningkatkan Kehidupan Beragama, masalah dalam penelitian ini yaitu kurangnya penegtahuan dalam kehidupan beragama pada masyrakat. Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif field research. Menurut Strauss dan Corbin penelitian kualitatif merupakan suatu jenis penelitian yang hasil pemikirannya tidak di dapatkan maupun diperoleh melalui hitungan angka atau statistik Afrizal, 2014. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan suatu pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu peristiwa tertentu di dalam lingkungan masyarakat maupun di dalam kelompok masyarakat itu sendiri. Suatu hasil penelitian berupa data deskriptif yang berbentuk suatu penjelasan atau pendapat tetang suatu hal yang mendalam serta secara menyeluruh mengenai suatu aspek tertentu. Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan dan melakukan analisis pada data kualitatif, yakni data yang bukan merupakan angka-angka Wijayanti, 2013. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian yang mengutamakan pada data yang berdasarkan pada hasil yang di dapatkan atau yang di sampaikan oleh responden berdasarkan dari data yang dikumpulkan yang berupa kata-kata, deskriptif dan tidak berupa angka-angka. Misalnya, tindakan, perilaku, motivasi dan tanggapan Sugiyono, 2009. Metode penelitian kualitatif adalah metode deskriptif. Filosofi penelitian kualitatif di dalam penelitian ini adalah kegiatan yang berusaha untuk mengamati, melakukan analisa, menggambarkan/memaparkan dan menentapkan atau menentukan identitas benda, orang dan sebagainya suatu kejadian yang alami Agustinova, 2015. Suharsimi Arikunto 2013 Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam melakukan penelitian oleh peneliti untuk dapat mengumpulkan suatu data agar kegiatan tertentu tersusun secara sistematis atau terstruktur dan terarah. Instrument penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, metode observasi, metode dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk pengecekan keabsahan data adalah teknik triangulasi. Adapun triangulasi yang dipakai dalam pengecekan keabsahan data dalam penelitian adalah Triangulasi sumber, yaitu untuk mengetahui kredibilitas data dengan melihat kembali atau mencocokkan kembali data di dapat melalaui beberapa sumber. Penulis menggunakan triangulasi sumber dengan tujuan untuk melakukan perbandingan apa di sampaikan oleh pengurus majelis taklim, ibu-ibu rumah tangga mengenai kegiatan majelis taklim. Kemudian Triangulasi teknik yaitu untuk menguji keasliaan suatu data dengan cara melihatkan kembali data kepada sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Penulis menggunakan data triangulasi teknik yaitu bertujuan untuk membandingkan data yang diperoleh seperti halnya membandingkan hasil wawancara dengan observasi maupun dokuemntas, dan Triangulasi waktu yaitu cara untuk mengetahui perihal yang dapat dipercaya pada sebuah data dapat dilaksanakan pada waktu tertentu melalui wawancara, observasi atau hal lainnya dlm situasi yang berbeda, serta ditrmukannya kredibilitas data tersebut Sugiyono,2013. Dalam pengertian ini peneliti menggunakan teknik pengabsahan data yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil dan Pembahasan Menurut kustini 2007 majelis taklim memilki tujuan salah satunya adalah untuk menjadikan manusia atau keadaan untuk kearah yang lebih baik dengan cara mengajarkan Al-Kawakib e-ISSN 2746-4997 4 Peranan Majelis Taklim dalam Pembinaan Keberagamaan … tentang Islam yang benar sesuai dengan Al-qur’an dan As-sunah sebagai pedoman hidup baik bagi individu, masyarakat dan Negara. Adapun berbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian saya dari segi hasil, yaitu Jurnal ilmiah yang ditulis oleh Indasari, Surni Kadir dan Normawati yang berjudul tentang Peranan Majelis Taklim Baabul Jannah dalam Meningkatkan Pemahaman Agama pada Masyarakat Desa Doulan Kecamatan Bokat kabupaten Boul, peranan yang dilakukan oleh majelis taklim Baabul Jannah dalam meningkatkan pemahaman masyarakat desa doulan kecamatan bokat kabupaten boul yaitu mengadakan pengajian rutin, tadarus al-qur’an yasinan dan dzkikr bersama, dan khattam al-qur’an 30 juz serta penanaman nilai nilai sosial. Dan diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat guna untuk menambah wawasan tentang ajaran agama islam, agar tidak ada lagi keyakinan atau pemahaman yang disalah tafsirkan oleh masyarakat yang merujuk kepada kemusrikan dan menduakan Allah. Jurnal ilmiah yang ditulis oleh Oyo Bariah, Iwan Hermawan, dan Nur yang berjudul tentang Peranan Majelis Taklim dalam Meningkatkan Ibadah bagi Masyarakat di Desa Telukjambe Karawang, hasil penelitian ini membuktikan bahwa keberaaan majelis taklim mampu memberikan tambahan ilmu dan pengetahuna bagi masayrakat dalam meningkatkan ibadah dan akhlak masyarakat dengan kategori baik. Jurnal yang ditulis oleh Irmawati Ibrahim, Abd. Hamid Isa dan Yakob Napu yang berjudul Peran Majelis Taklim Nurul Iman dalam Meningkatkan Kehidupan Beragama, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anggota majelis taklim nurul iman agar biasa mengoptimalkan kinerja, sehinga peran majelis taklim dapat dioptimalkan. Untuk para masyarakat lebih mempraktekkan ilmu-ilmu tentang majelis taklim yang telah di dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. 1. Peranan Mejelis Taklim dalam Pembinaan Keberagamaan pada Aspek Ibadah bagi Ibu Rumah tangga di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas. Majelis taklim merupakan suatu wadah untuk belajar ilmu Agama. Majelis taklim memilki peran yang sangat penting yaitu sebagai tempat perhimpunan dalam membina dan mengembangkan kehidupan Beragama bagi manusia dalam rangka untuk menciptakan manusia yang bertakwa dan beriman kepada Allah SWT Abu Ahmadi,2009. Tujuan dari pembinaan ibadah adalah sebagai bentuk menunaikan rukun islam yang kedua yaitu melaksnakan shalat dan yang Terlihat dari kegiatan-kegiatan yang di laksanakan oleh ibu-ibu majelis taklim di Nagari Koto Nan Duo. Peran Majelis taklim yang selama ini sangat baik dalam memberikan pembinaan jiwa maupun mental rohaniah bagi kaum wanita sehingga semangat dalam belajar dan mengerjakan ibadah. Ibadah merupakan suatu ketaatan seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ibadah mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan tujuan tunduk/beribadah kepada Allah dengan niat untuk mencari Ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mana hal tersebut di pandang sebagai Ibadah Abidin, 2020. Firman Allah Artinya “Tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku Al-Dzariyat56.” Kegiatan majelis taklim dalam pembinaan agama dalam aspek ibadah yang dilaksanakan dalam model bimbingan shalat yang pada intinya pembinaan yang Oksy Almaidah & Novia Nengsih 5 Al-Kawakib, Open Access Journal dilakukan dengan cara teori dan praktek dengan tujuan dari pembinaan ibadah adalah untuk mengamalkan serta menunaikan rukun islam Rahmat,2018. Peranan majelis taklim dalam membina keberagamaan bagi ibu rumah tangga di Nagari koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas cukup mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Seperti yang terdapat pada hasil temuan penelitian dan juga wawancara serta observasi yang telah dilakukan oleh peneliti masih ada ibu-ibu yang tidak tahu cara shalat fardhu dan shalat jenazah. Tapi dengan adanya pembinaan yang di lakukan di majelis taklim ibu-ibu tersebut antusias untuk tetap belajar satu sama lain. Selain itu dalam aspek ibadah para jamaah juga semangat dalam meghafal doa-doa. Dengan adanya pembinaan yang dilakukan secara bertahap memberikan dampak perubahan pada ibu-ibu yang mengikuti kajian. Dapat dipahami bahwa peranan majelis taklim dalam pembinaan keberagamaan pada aspek ibadah sangat penting dalam menumbuhkan dan menambah wawasan pengetahuan keagaaman bagi ibu rumah tangga di Nagari Koto Nan Duo kecamatan Batang Kapas yang telah memberikan perubahan cukup baik. Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat di lihat bahwa majelis taklim di nagari koto nan duo kecamatan batang kapas dalam pembinaan keberagamaan bagi Ibu rumah tangga dalam aspek ibadah terdapat perubahan yang baik dan juga dari hasil wawancara sangat antusias. Dari hasil tersebut ibu-ibu rumah tangga yang mengkuti kegiatan majelis taklim menjadi tahu dan bisa dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunnah dan juga dari yang tidak tahu cara shalat jenazah kemudian menjadi tahu karna adanya pembinaan keagamaan dari kegiatan majelis taklim. 2. Peranan Majelis Taklim dalam Pembinaan Keberagamaan Baca Qur’an bagi Ibu Rumah Tangga di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas. Pembelajaran baca qur’an merupakan sebuah pembelajaran yang sangat penting untuk dipelajari sampai kapanpun oleh umat manusia yang beragama islam, karena membaca al-qur’an merupakan salah satu pintu masuk untuk menuju pada pengetahuan Islamiah seperti halnya akhlak,akidah, Ibadah dan lain-lain, dan juga merupakan kunci utama dalam memberikan petunjuk kepada umat islam ma’mun, 2018. Sebagaimana wahyu yang pertama diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam qur’an surah Al-alaq ayat 1-5 1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Peranan majelis taklim dalam aspek baca qur’an seperti yang diketahui dari hasil temuan penelitan bahwa masih ada dari beberapa ibu-ibu jamaah majelis taklim yang belum bisa membca al-quran diketahui masih ada yang iqra. Tapi dengan adanya pembinaan dari kegiatan majelis taklim adanya perubahan yang dialami oleh para ibu majelis taklim dari yang tidak tahu membca al-quran yang awalnya hanya Al-Kawakib e-ISSN 2746-4997 6 Peranan Majelis Taklim dalam Pembinaan Keberagamaan … dari iqra kemudian bisa membaca al-qur’an, dan dengan adanya pembinaan keagamaan yang dilakukan pada bidang baca qur’an ibu-ibu majelis taklim memilki peranjakkan kea rah yang lebih baik dari yang bacaan al-qur’annya yang belum sesuai dengan kaidah huruf dan tajwid dengan adanya pembinaan yang dilakukan dalam pengajian ada beberapa ibu majelis taklim bacaannya sudah mulai cukup baik dari pembinaan yang dilakukan satu sama lain dalam anggota dan juga bimbingan dari Ustadz. Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dapat di lihat bahwa peranan majelis taklim di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas dalam bidang baca qur’an mengalami perubahan yang baik secara berangsur-angsur. Ibu-ibu yang masih iqra kemudian bisa membaca al-qur’an, dan yang sudah bisa membaca al-qur’an walaupun sepenuhnya baik terus semangat mempelajari tajwid dan tempat keluarnya huruf yang benar. 3. Peranan Majelis Taklim dalam Membina Keberagamaan pada Aspek Sosial bagi Ibu Rumah Tangga di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas. Adanya kegiatan bakti sosial merupakan salah satu wujud dari rasa kemanusiaan karena dengan adanya kegiatan tersebut dapat mempererat hubungan silaturahmi antar sesama. Dengan adanya kegiatan bakti sosial yang dilakukan oleh jamaah majelis taklim dapat mewujudkan rasa peduli, tolong menolong serta rasa cinta kasih antar sesama. Tujuan dari kegiatan ini adalah dapat memberikan motivasi kepada lingkungan masyarakat dalam mempererat hubungan kekeluargaan antar masyarakat tersebutMardia, 2017. Memilki hubungan yang baik antar sesama di dalam lingkungan masyarakat itu sangat penting. Demi menjaga keutuhan dan keharmonisan antar sesama manusia. Setelah mengikuti kegiatan sosial ibu-ibu jamaah majelis taklim juga mendapatkan semangat baru di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kegiatan bersih-bersih menumbuhkan semangat bagi ibu-ibu juga untuk menjaga kesehatan dalam lingkungan kelaurganya. Selain itu, dengan adanya kegiatan sosial membuat hubungan antara lingkungan masyarakat menjadi lebih baik dan memilki sikap toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Berdasarkan hasil Observasi dan hasil wawancara dapat dilihat bahwa dengan adanya kegiatan sosial menumbuhkan semangat bagi para jamaah untuk terus menjaga kebersihan dan juga menjaga kekompakan dan hubungan antara para anggota dan juga lingkungan masyarakat. 4. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pembinaan Keberagamaan bagi Ibu Rumah Tangga di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas. Setiap lembaga atau organisasi yang dalam menjalankan suatu kegiatan pasti akan ada faktor pendukung dan rintangan atau hambatannya. Begitupun yang yang dialami oleh jama’ah Majelis Taklim di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas. a. Faktor pendukung 1 Ketua Majelis Taklim mengatakan bahwa dana juga merupakan faktor pendukung dalam kegiatan majelis taklim. Kegiatan suatu organisasi atau lembaga akan berjalan baik jika juga mempunyai dana yang memadai/cukup. Sumber dana yang ada diperoleh dari uang kas yang dikumpulkan oleh para anggota setiap semingu sekali. Pembayaran Oksy Almaidah & Novia Nengsih 7 Al-Kawakib, Open Access Journal uang kas tetap berjalan atau terhitung walau ada dari anggota yang tidak hadir dalam pengajian akan membayar double. Jadi dari segi dana tidak mengalami kekurangan. 2 Ibu Ilef selaku penasihat majelis taklim menyatakan Adanya dukungan dari pemerintah daerah seperti partai politik yang memberikan bantuan berupa bahan kain yang dijadikan baju seragam oleh para jamaah majelis taklim hal itu juga mengurangi beban dari segi perdanaan bagi anggota majelis taklim dan juga membentuk kekompakkan dari para jamaah. b. Faktor Penghambat 1 Ibu Sarnileli selaku sekretaris majelis taklim mengatakan bahwa kurangnya kesadaran dari anggota majelis taklim untuk terus aktif dalama mengikuti pengajian majelis taklim dikarenakan kesibukan dari aktivitas anggota masing-masing baik itu berupa pekerjaan atau urusan dalam rumah tangga. Karena kebanyakan dari ibu-ibu majelis taklim ini yang berprofesi dari ibu rumah tangga yang memang lebih mengutamakan dalam megurus pekerjaan rumah tangga. Oleh karena itu, pengurus dan penasihat dari majelis taklim berupaya untuk terus mengajak para jamaah untuk terus hadir dalam pengajian agama ini. 2 Pernyataan dari ibu Lefriani Penasihat Majelis taklim, pengaruh lingkungan sangat berdampak dalam lingkungan ibu-ibu majelis taklim yang sudah ikut pengajian terkadang masih juga terpengaruh tidak ikut datang ke pengajian disebabkan karena pengaruh gosip dan juga ada dari ibu-ibu anggota majelis taklim yang tidak berhubungan baik. Karena itu kami selaku pengurus majelis taklim berupaya memberikan pengertian kepada para jamaah tujuan adanya majelis taklim apa dan memberikan masukan ketika adanya kegiatan sosial di lingkungan masyarakat. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dengan berpedoman kepada tujuan dan rumusan masalah penelitian dapat disimpulkan bahwa majelis taklim merupakan suatu wadah lembaga organisasi keagamaan yang terdiri dari beberapa kumpulan masyarakat yang mempelajari tentang pendidikan Islam dan bersifat nonformal. Peranan Majelis taklim dalam Membina Keberagamaan pada Aspek Ibadah bagi Ibu Rumah Tangga di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas, yaitu melatih dan melakukan pembinaan kepada ibu-ibu mengenai shalat fardhu dan shalat jenazah. Peranan Majelis taklim dalam Membina Keberagamaan Baca Qur’an bagi Ibu Rumah Tangga di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas, yaitu melakukan pembinaan kepada ibu-ibu yang tidak bisa membaca al-qur’an baik itupun yang masih iqra sehingga memberikan dampak baik pada ibu-ibu yang dalam proses belajar. Peranan Majelis taklim dalam Membina Keberagamaan pada Aspek Sosial bagi Ibu Rumah Tangga di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas, yaitu mempererat silaturahmi antar sesama dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan keluarga. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Keberagamaan bagi Ibu Rumah Tangga di Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas yaitu Faktor Pendukung yaitu dana dan sukungan pemerintahan setempat dan Faktor Penghambat yaitu faktor lingkungan dan kemauan ibu – ibu majelis taklim. Al-Kawakib e-ISSN 2746-4997 8 Peranan Majelis Taklim dalam Pembinaan Keberagamaan … Daftar Kepustakaan Afrizal. 2014.Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Metode Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta Rajawali Pers. Abidin, Zaenal. 2020. Fiqh Ibadah. Yogyakarta Deepublish. Abuddin, Nata. 2009. Akhlak tasawuf. Jakarta Raja Grafindo Persada. Agustinova, Eko Danu. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Yogyakarta Calpulis. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta. Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah. Yogyakarta Belukar. Bafadhol, I. 2017. Lembaga Pendidikan Islam Di Indoesia. Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, 0611, 59–72. Bakhtiar. 2016. Psikologi Agama. Bengkulu IAIN Bengkulu. Bariah,O. Hermawan, I.& Nur, 2012. Peran Majelis Taklim dalam Meningkatkan Ibadah bagi Masyarakat di Desa Telukjambe Karawang. Solusi, Vol 1021 1-10. Cahaya, Andi Intan. 2013. Fiqh Muamalah. Makassar Alauddin University Press. Djamaluddin,A., & Fuat,N. S. 2010. Psikologi Islam. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Fatih Mutiah. 2014. Peran Ganda Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai Ibu Rumah Tangga Kajian Anchoring dalam Pengambilan Keputusan. Skripsi. Yogyakarta UIN Sunan Kalijaga. Helmawati. 2013. Pendidikan Nasional dan Optimalisasi Majelis Ta’lim. Jakarta Rineka Cipta. Indriani, J. 2021. Hubungan Efektifitas Pengajian Ibu-Ibu Rumah Tangga dengan Perilaku Keberagamaan Mereka. Universitas Islam Negeri SunanGunung Djati. Indasari. Kadir,S. & Normawati. 2020. Peranan Majelis Taklim Baabul Jannah dalam Meningkatkan Pemahaman Agama pada Masyarakat Desa Doulan Kecamatan Bokat Kabupaten Boul. Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman, 1501, 1-10. Ibrahim. I. Isa, Abd. Hamid & Napu, Y. 2020. Peran Majelis Taklim Nurul Iman dalam Meningkatkan Kehidupan beragama. Jambura Journal Community Empowerment JJCE, 11. 42-49. Kholida, & Satria, R. 2021. Peran Kegiatan Pengajian Sebagai Wadah Pelaksanaan Pendidikan Islam Berbasis Masyarakat. Jurnal Pendidikan Tambusai Vol 5 2. Kustini. 2007. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pendalaman Ajaran Agama Melalui Majelis Taklim. Jakarta Puslitbang Kehidupan Kebersamaan. Lexy J. M.2009. Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung Rosdakarya. Ma’mun, M. A. 2018. Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Jurnal Pendidikan Islam, Oksy Almaidah & Novia Nengsih 9 Al-Kawakib, Open Access Journal 41, 52–62. mardia. 2017. Peranan Sosial Majelis Ta’lim Terhadap Peningkatan Minat Ibu Rumah Tangga pada Masyarakat Bajeng Kabupaten Gowa. Nasrullah, R. 2017. Media Sosial Perspektif Komuniasi, Budaya< dan Sosioteknologi. Bandung Remaja Rosdakarya. Purwodarminto . 2010. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. Rahmat, A. 2018. Peranan Majelis Taklim Al-Munawwarah dalam Pembinaan Masyarakat diKelurahan Mosso Dhua Kecamatan Sendana Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Rukiyati, Enung K & Hikmawati, Fenti.2006. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. BandungCV Pustaka Setia. Sarbini, Ahmad. 2014. Internalisasi Nilai Keislaman Melalui Majelis Taklim. Jurnal Ilmu Dakwah 516. Sari, Nur Indah. 2019. Strategi Dakwah Majelis Taklim Permata dalam Membina Ibadah Masyarakat di Desa Moncongloe Bulu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Makassar UIN Alauddin Makassar. Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Alfabeta. Taqiyyudin, Mashuri. 2014. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon Pangger Publishing. Veriyanto. Joni. 2018. Peran majelis taklim dalam pembinaan keberagamaan ibu rumah tangga di desa pekalongan lampung timur. Skripsi Online. Lampung Institut Agama Islam Negeri Metro. Wahyu. Asri. 2013. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keuarga. Skripsi. Semarang Universitas Negeri Semarang. Wijayanti, Yenni. 2013. Proses Komunikasi Interpersonal Ayah dan Anak dalam Menjaga Hubungan. Junal E-komunikasi,Vol 1 3. Zailani, Ahmad. 2019. Pembinaan Keagamaan Melalui MajlisTa’lim Al-Hidayah Di Desa Bono Tapung Kecamatan Tandum Kabupaten Rohan Hulu Riau. Skripsi Tidak Diterbitkan. Riau Universitas Islam Negeri SUSKA Riau. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Aman Ma’munPreferably the human is the one who learns the Qur'an and teach it. So learning to read the Qur'an to be conducted early as the provision of life and afterlife. Learning the Quran as an interaction learning activities also have a purpose. The purpose of learning the Qur'an is as follows 1 so that students can read Quran fluently and correctly according to the recitation. 2 so students can familiarize the Qur'an in his life. 3 enrich the vocabulary words and sentences that are beautiful and interesting. In Indonesia there are various methods of reading the Qur'an as may have been collected by the LITBANG in 1994. A variety of methods have advantages and disadvantages of each. One method is to write the Qur'an by dictation. There are four 4 types of dictation that can be applied to a person according to their cognitive level Imla’ manqu, Imla’mandhur, Imla’ ghairu al-mandhur masmu’, Imla’ Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Metode Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin IlmuAfrizalAfrizal. 2014.Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Metode Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta Rajawali tasawuf. Jakarta Raja Grafindo PersadaNata AbuddinAbuddin, Nata. 2009. Akhlak tasawuf. Jakarta Raja Grafindo Metode Penelitian Kualitatif Teori dan PraktikEko AgustinovaDanuAgustinova, Eko Danu. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Yogyakarta Penelitian Suatu Pendekatan PraktikS ArikuntoArikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Akhlak Anak Usia Pra SekolahMuhammad AzmiAzmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah. Yogyakarta Pendidikan Islam Di IndoesiaI BafadholBafadhol, I. 2017. Lembaga Pendidikan Islam Di Indoesia. Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, 0611, Majelis Taklim dalam Meningkatkan Ibadah bagi Masyarakat diO BariahI HermawanH T NurBariah,O. Hermawan, I.& Nur, 2012. Peran Majelis Taklim dalam Meningkatkan Ibadah bagi Masyarakat di Desa Telukjambe Karawang. Solusi, Vol 1021 Islam. Yogyakarta Pustaka PelajarA DjamaluddinN S FuatDjamaluddin,A., & Fuat,N. S. 2010. Psikologi Islam. Yogyakarta Pustaka Pelajar. “Kegiatan majelis taklim sangat bermanfaat bagi kita kaum ibu. Di sini kita belajar banyak, memahami ilmu agama, kemudian kita terapkan dalam kehidupan rumah tangga. Insya Allah bisa mendidik, membina, mengajari anak-anak kita di rumah,” ungkap Yulis dalam sambutannya usai melantik pengurus Mejelis Taklim Wisata Ibu Provinsi Bengkulu
JAKARTA - Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga Majelis Ulama DKI Jakarta, Faizah Ali Syibromalisi, mengatakan, tiga majelis taklim yang dipimpinnya terhenti kegiatannya akibat Covid-19. Dia mengaku sering dihubungi jamaahnya untuk menanyakan mengapa kegiatan majelis taklim belum juga digelar. Desakan ini bukan tanpa alasan. Sebab ternyata sebagian ibu-ibu mengadu karena butuh solusi atas kesulitan yang dirasakan di kala pendemi menerpa."Banyak yang curhat soal kekurangan keuangan dan kesehatan keluarga. Jadi, di sinilah ibu-ibu majelis taklim bisa menjadi penyambung lidah antara mereka jamaah yang kesulitan dan kita ustazah. Lalu kalau ada masalah, kita bisa menyampaikan ke pihak lain, dan ini sudah kita lakukan," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Geliat Majelis Taklim di Masa Pandemi" yang digelar Republika belum lama ini. Majelis Ulama DKI Jakarta, terang Faizah, telah membentuk tim di lima wilayah kota administrasi yang berperan sebagai penghubung antara jamaah dan ustazah. Dia mengatakan, bagaimana pun ustazah punya peran untuk mengecek jamaahnya, misalnya apakah ada yang sedang dalam kesulitan. MUI dari tingkat provinsi DKI hingga kecamatan saling berkoordinasi untuk mengetahui kebutuhan para jamaah majelis taklim."Sebelum Covid-19, ini belum ada. Dengan adanya Covid, kita adakan sehingga kita harus lebih aware bagi anggota yang membutuhkan penanganan secara pribadi. Karena Covid-19 ini menghantam perempuan, karena dari sisi ekonomi rumah tangga, yang mengatur itu kan perempuan," tuturnya. Apalagi, di saat pandemi ini tidak sedikit yang kehilangan pekerjaan sehingga ini menjadi beban ganda bagi perempuan. Ketika misalnya suami diberhentikan dari pekerjaannya, maka istri yang rela banting-tulang ikut mencari nafkah. Karena itu, Faizah mengadakan pelatihan mengenai resep makanan untuk bisa menjadi sumber pendapatan alternatif bagi keluarga."Tetapi lagi-lagi, sulit untuk menyadarkan bahwa kita mampu untuk melakukan sesuatu di tengah pandemi ini. Apalagi biasanya, kalau istri mau berusaha, dukungan suami itu kurang, sehingga istri yang masak, istri juga yang dagang. Maka perlu juga ada kesadaran para suami untuk bagaimana bekerja sama dengan istri menanggulangi Covid ini," juga mengakui, banyak ibu rumah tangga yang belum memahami soal cara berjualan yang benar. Kondisi ini memerlukan dukungan dari para ustazah untuk membantu mereka keluar dari kesulitan. "Jangan dulu bicara usaha yang pakai izin, hal-hal yang kecil saja mereka belum tahu, seperti menghitung modal dan biaya harga untuk dijual," ucap ustazah, jelas Faizah, juga sering menerima aduan berbagai curahan hati dari ibu-ibu rumah tangga. Misalnya, karena kini aktivitas lebih banyak di rumah, maka ibu-ibu pun menjadi terlalu lelah sehingga melepas kepenatannya dengan bercerita kepada ustazah. "Keluhan begini mengadunya ke kita dan kita memberi masukan yang tidak jauh dari agama dan psikologi," menyampaikan, kegiatan jamaah majelis taklim tidak berhenti seluruhnya. Jamaah tetap menjaga komunikasi melalui aplikasi percakapan ponsep pintar. Mereka menjalin komunikasi termasuk untuk mendiskusikan soal kegiatan yang ingin digelar di masa pandemi. Salah satu kegiatan yang terlaksana, yaitu kegiatan bantuan sosial untuk para korban Covid-19."Selain itu kami juga menyerahkan sumbangan kepada orang yang membutuhkan. Kalau di antara jamaah majelis taklim ada yang sakit, kami sambangi," tutur majelis taklim secara tatap muka pun tetap diupayakan digelar karena sebagian jamaah, seperti dari kalangan lanjut usia dan yang tidak punya ponsel, tidak memungkinkan untuk mengikuti pengajian daring. "Jadi pengajian yang lokal itu tetap digelar karena terkadang ada yang enggak punya handphone sehingga dilakukan secara mengungkapkan, bagaimana pun, majelis taklim itu merupakan arena silaturahim dan juga kegiatan untuk saling bertukar pikiran. "Yang kalau itu ditutup membuat kangen ibu-ibu," tuturnya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
dan penghambat kegiatan majelis taklim Permata yakni sarana dan prasana yang disediakan oleh pemerintah Desa Moncongloe Bulu, (Sari, 2019) Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang strategi dakwah majelis taklim, perbedaannya penelitian ini meneliti tentang membina ibadah masyarakat
Disebutkan, ibu ibu merupakan garda terdepan dalam mencetak generasi yang berguna dan bertaqwa. Laporan Nur Nihayati Pidie SIGLI - Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1443, Ibu-ibu Majelis Taklim Masjid Al Falah Sigli, Pidie menyantuni anak yatim. Kegiatan itu juga dirangkai dengan tausiah Maulid diisi oleh Tgk Hamdani Nurdin berlangsung di Masjid Al Falah Sigli, Minggu 19/12/2021. Turut hadir di tengah kaum ibu yakni Anggota DPRA Hj Nurlelawati MSi, perwakilan Majelis Taklim lainnya di wilayah Kota Sigli. Ketua Panitia Pelaksana yang juga Ketua Umum Majelis Taklim Masjid AL Falah Sigli, Hj Mardhiah dalam laporannya menyampaikan, peringatan maulid ini digagas bersama kaum ibu-ibu pengajian. Adapun himpunan dana untuk terselenggaranya acara ini adalah dibantu Anggota DPRA Hj Nurlelawati, Ketua Badan Kontak Majelis Taklim BKMT Wikan Wistihartati dan juga terkumpulan dari sumbangan ibu-ibu majelis taklim secara sukarela. Sebagaimana diketahui Majelis Taklim ibu-ibu ini merupakan pengajian rutin diadakan tiap Rabu petang di Masjid Al Falah Sigli. Sementara itu, Anggota DPRA Hj Nurlelawati MSi mengapresiasikan kepada ibu-ibu Majelis Taklim dengan kekompakannya mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ibu-ibu Majelis Taklim Masjid Al Falah Sigli, Pidie berfoto usai menyantuni anak yatim pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid setempat, Minggu 19/12/2021. /NUR NIHAYATI Ini juga menghaturkan terimakasih atas dukungan kaum ibu majelis taklim sudah mempercayainya duduk di kursi DPRA hingga tiga periode ini. "Kalau tidak ada dukungan majelis taklim tidak mungkin saya berada di sana. Sangat kita butuhkan dukungan ibu majelis taklim," ujarnya. Dikatakan, bertambah usia seseorang tak terasa sudah banyak hal yang ditinggalkan. "Marilah kita memperbaiki kekuarangan menjadi lebih baik, Untuk menjaga kehormatan kita, menjaga martabat hal ini akan menambah keimanan," katanya. Disebutkan, ibu ibu merupakan garda terdepan dalam mencetak generasi yang berguna dan bertaqwa.
Adapun susunan struktur organisasi dari Majelis Taklim Abiturien al-Falah adalah sebagai berikut : 6 Ibid. 45 Pelindung : Ibu Hj.Aisyah Thoyib Penasehat : Ibu Hj.Marhanih Ketua : Ibu Siti Rahmayanthi Wakil Ketua : Ibu Masrofah Sekretaris : Ibu Yeyet Supriati Bendahara : Ibu Maspupah Divisi Departemen Sosial Kemasyarakatan: Ibu Iyus Sulistiawati
Tiba waktu akhir pekan, pemandangan itu jamak di kampung-kampung di Indonesia. Para perempuan, tak sedikit yang sudah berumah tangga keluar rumah dengan baju-baju Muslimah terbaik mereka, aneka warna. Diselingi shalawat yang menguar dari pengeras suara, mereka menuju lokasi-lokasi pengajian yang lebih dikenal dengan nama majelis taklim. Kegiatan agama tersebut adalah satu hal yang khas Indonesia. Muslimah yang berkumpul di majelis ilmu secara terbuka sedianya bukan hal yang begitu jamak di "Dunia Islam". Sejak lama, ia sudah jadi salah satu nafas dakwah Islam di Indonesia. Tak heran, saat Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Megawati Soekarnoputri, mengkritik kegiatan tersebut pada Sabtu 18/2, netizen angkat suara. Terlebih, Megawati mengaitkan kegiatan pengajian itu dengan kelalaian para ibu mengurus anak-anak mereka. "Maaf ya, sekarang kan budayanya, maaf beribu maaf. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian. Iya loh, maaf beribu maaf. Iki pengajian sampai kapan to, yo? Anake arep dikapakke anaknya mau dikemanakan," ujar dia. Bagaimana sedianya sejarah pengajian ibu-ibu alias majelis taklim itu? Majelis taklim adalah salah satu fondasi dakwah Islam sejak mula sekali. Penulis buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi dan Kepala Lembaga Peradaban Luhur, Ustaz Rakhmad Zailani Kiki, mengatakan, majelis taklim hadir sejak Rasulullah mulai mendakwahkan Islam di Kota Makkah secara sembunyi-sembunyi. Lokasinya di rumah seorang sahabat bernama Arqam bin Abil al-Arqam al-Mahzumi. Karena itu, majelis taklim Rasulullah tersebut dikenal dalam sejarah Islam dengan nama Darul Arqam, artinya rumahnya Arqam. Majelis taklim kemudian diadakan di Kota Madinah sejak Rasulullah hijrah ke Madinah yang bertempat di Masjid Nabawi. Ini kemudian diteruskan oleh para sahabat, tabiin, tabiit-tabiin, dan generasi sesudahnya sampai dakwah Islam masuk ke Nusantara. Ustaz Rakhmad menjelaskan, di Batavia muncul majelis taklim yang didirikan oleh seorang habib terkenal, yaitu Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Habib Ali Kwitang, yang majelis taklimnya terkenal dengan nama Majelis Taklim Kwitang. Dari hasil penelitian sejarawan Ridwan Saidi dan Alwi Shahab, majelis taklim yang pertama kali beraktivitas pada 20 April 1870 itu merupakan yang tertua di Betawi. Setelah Habib Ali Kwitang wafat, majelisnya diteruskan oleh anaknya, Habib Muhammad al-Habsyi, dan kemudian dilanjutkan oleh cucunya, Habib Abdurrahman al-Habsyi. Dari Majelis Taklim Habib Ali Kwitang inilah muncul ulama-ulama besar Betawi, seperti KH Abdullah Syafi’ie pendiri Perguruan Islam Asy-Syafi'iyyah dan KH Tohir Rohili pendiri Perguruan Islam Ath-Thahiriyah. Keduanya kemudian juga mendirikan majelis taklim, yaitu Majelis Taklim Asy-Syafi'iyah, di Bali Matraman, Jakarta Selatan, dan Majelis Taklim Thahiriyah di Jalan Kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan. Kedua majelis taklim ini kemudian berkembang pesat sehingga memiliki perguruan Islam, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, kedua majelis taklim tersebut lebih menonjol kepesertaannya dari kalangan ibu-ibu atau perempuan dan dipimpin oleh anak-anak perempuan mereka. Umat Islam di DKI Jakarta, terutama kalangan Muslimat, tidak asing dengan nama Dr Hj Tutty Alawiyah AS penerus Majelis Taklim Asy-Syafi'iyah dan Dr Hj Suryani Thahir penerus Majelis Taklim Ath-Thahiriyah/Assuryaniyah Ath-Thahiriyah. Pada 1980-an, pengajian ibu-ibu di berbagai daerah mulai mengkonsolidasikan diri. Banyak yang bergabung dalam wadah Badan Komunikasi Majelis Taklim BKMT. Pertunjukan kekuatan majelis taklim ini terekam pada 1995. Kala itu, majelis-majelis taklim yang tergabung dalam BKMT mengadakan Gelar Akbar untuk mensyukuri 50 tahun Indonesia Merdeka. Lokasinya di Stadion Utama Senayan pada 26 Agustus 1995. Masyarakat tersentak, betapa besar sebenarnya "massa" majelis taklim. Sedikitnya 120 ribu orang hadir dalam acara tersebut. "Saya tak pernah melihat Senayan sepenuh ini," kata seorang wartawan foto yang sering meliput pertandingan sepak bola di stadion terbesar di Tanah Air ini kepada wartawan Republika Damanhuri Zuhri yang meliput kala itu. Almarhum Damanhuri sepanjang kariernya intens membersamai gerakan majelis taklim tersebut. "Bukan hanya tribun yang penuh, bahkan lapangan pun penuh dengan ibu-ibu." Mereka yang kebanyakan tak pernah pergi jauh meninggalkan rumahnya, kali ini datang berkumpul di Senayan, yang membuat banyak di antara mereka yang tersesat. Ketika mereka bersama-sama menggemakan takbir -mengikuti pekik "Allahu Akbar" yang diseru Presiden Soeharto- banyak orang yang menyaksikannya lewat televisi menitikkan air mata. Terharu. Peristiwa tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya, seberapa besar sih sebenarnya peran majelis taklim selama ini? Lalu mengapa majelis taklim sama sekali luput dari publikasi? Robert Carroll, mantan asisten perwakilan Asia Foundation untuk Indonesia punya kenangan manis dengan majelis taklim. Waktu itu, Bob, panggilan akrabnya, tinggal di daerah Kemang, Jakarta Selatan, di rumah yang dikelilingi oleh sekitar tujuh masjid dan mushala. Bob tak mengenal majelis taklim. Bahkan istilah itu pun ia tak kenal. Tapi ia mengaku sangat menikmati melihat "Ibu-ibu Betawi dengan pakaian warna-warni yang lewat di depan rumah saya," katanya. Ia juga tertarik dengan suara pengajian ibu-ibu itu lewat pengeras suara. Warna tradisional, yang karena itu menjadi nampak eksotik, memang lekat dengan majelis taklim. Jika bicara majelis taklim, tak bisa tidak, umumnya kita akan bicara tentang ibu-ibu rumah tangga yang sederhana, yang dengan pakaian terbaik mereka yang warna-warni akan datang ke pengajian seminggu sekali. Mereka jelas tidak bicara politik. Tetapi mereka juga tidak cuma membahas "ibadah muamalah" seperti yang banyak disangka orang. Seperti dikemukakan Ketua BKMT Indonesia, Tutty Alawiyah saat itu, materi yang tak kalah penting yang sering diajarkan di majelis taklim adalah tentang kemasyarakatan. "Kami mengajak jamaah majelis taklim untuk peka terhadap lingkungan sosialnya," kata Tutty Alawiyah saat itu. Masalah kaum dhuafa, yatim piatu, hingga bagaimana menanggulangi kenakalan remaja dan mendorong pendidikan anak adalah soal sehari-hari buat mereka. Seberapa besar pengaruh majelis taklim di masyarakat dapat diukur dari besarnya jamaah Majelis Taklim As-Syafi'iyah yang dipimpin Tutty Alawiyah ataupun jamaah Majelis Taklim At-Thahiriyah yang dikomandoi Hajjah Surjani Thaher -dua nama yang harus disebut bila membahas soal majelis taklim. Besarnya jamaah mereka hingga melahirkan "pasar kaget" di setiap hari pengajian. Kebanyakan anggota majelis taklim, seperti yang tampak hadir di Senayan, memang dari lingkungan masyarakat menengah ke bawah. Tetapi sangat keliru bila mengidentikkan majelis taklim dengan kalangan itu. Banyak majelis taklim beranggotakan ibu-ibu dari lingkungan atas. Kelompok pengajian Nurul Hidayah, misalnya. Majelis Taklim yang dipimpin oleh Ustadzah Hj Siti Chodijah ini beranggotakan istri-istri para tokoh nasional. Perjalanan majelis taklim tak dapat dipisahkan dari nama Tutty Alawiyah dan pesantrennya As-Syafi'iyah. Dituturkan oleh Tutty, adalah ayahnya -almarhum KH Abdullah Syafi'ie- yang mula-mula menyelenggarakan kegiatan pengajian di lingkungan masjid Al-Barkah di kawasan Kampung Melayu Besar, Balimatraman, Jakarta Selatan. Awalnya, kata Tutty, orang kalau mau menghadiri pengajian tidak pernah menyebut nama majelis taklim. "Mereka biasanya lebih suka menyebut ke pengajian, hadir atau taswir." Pada 1933, sewaktu ayahnya baru berusia 23 tahun, mendirikan masjid yang belakangan lebih dikenal dengan nama masjid Al-Barkah di kawasan Kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan. Dengan berdirinya masjid tersebut, KH Abdullah Syafi'ie mulai merintis dengan mengadakan pengajian bagi kaum bapak setiap Selasa malam Rabu. Sedangkan ibunya, Hj Rugoyah, untuk pertama kalinya dalam sejarah, membuka pengajian bagi kaum ibu di dalam masjid. "Terus terang, sebelumnya kaum ibu hanya 'berani' mengikuti pengajian di emper masjid. Ibu mengadakan terobosan baru," ujar Hj Tutty Alawiyah. Kegiatan As-Syafi'iyah pun terus berkembang. Tak diketahui pasti sejak kapan istilah majelis taklim mulai digunakan. Yang pasti, majelis-majelis taklim mulai bertumbuhan, baik yang langsung berafiliasi dengan As-Syafi'iyah maupun tidak. Belakangan, dengan semakin melebarnya kegiatan pengajian Majlis Taklim As-Syafi'iyah, didirikan BKMT yang diketuai Tutty Alawiyah sendiri. BKMT dimaksudkan sebagai badan atau forum untuk berkomunikasi di antara para pengurus dan para guru majelis taklim. "BKMT bukanlah organisasi yang memiliki kekuatan vertikal," tandasnya. Untuk itulah, harapan terhadap BKMT adalah kemampuan untuk menciptakan forum bersama. Fungsi dari forum itu, kata Tutty, pengurus majelis taklim dapat menarik pelajaran dari pendapat dan pengalaman sesama pengurus majelis taklim, untuk memperbaiki dan meningkatkan cara pengelolaan organisasi majelis taklim yang diurusnya. Selain itu dari forum bersama tersebut, para guru majelis taklim dapat menarik pelajaran dan menyerap uraian, metode penyampaian dan sistematika penguraian materi dakwah, sehingga pidatonya lebih berbobot, terarah temanya dan relevan dengan suasana dan kebutuhan jamaah dalam mengatasi masalahnya dan sesuai dengan lingkungan hidupnya. Berdasarkan data Kementerian Agama pada 2022, terdapat majelis taklim yang tersebar di seluruh Indonesia. Yang terbanyak berada di Jawa Barat dengan majelis. Kedua, adalah Jawa Timur dengan majelis taklim. Berikutnya Banten dengan majelis taklim. Keempat, ada Jawa Tengah dengan majelis taklim. Kelima, Sumatra Selatan dengan majelis taklim.
AGENDA KEGIATAN Setiap JUMAT - RUTIN. 10:30 MAJELIS TAKLIM RUTIN IBU-IBU (Terbuka Untuk Umum) SHOLAT JUM'AT ( Lihat Jadwal Imam & Khotib)
ďťżSukarelawan Santri Dukung Ganjar SDG kembali menggelar pelatihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik bersama ibu-ibu Majelis Taklim Pucang di Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin 5/6/2023. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengasah keterampilan para ibu-ibu bertani. Sehingga mereka bisa meningkatkan jiwa usaha melalui penerapan metode hidroponik. baca juga SDG Sumsel Gelar Pelatihan Penanaman Budi Daya Buah Hadapi Dunia Digital, SDG Jatim Bekali Santri Kemampuan Fotografi Dan Videografi Relawan Santri Dukung Ganjar Edukasi Warga Jaktim Pentingnya Keterampilan Pemulasaraan Jenazah Kordinator Wilayah SDG Jateng, Gus Mukti Abdul Jabir mengatakan kegiatan tersebut untuk melatih para ibu-ibu agar bisa membantu perekonomian dengan melakukan wirausaha berbasis pertanian. "Pelatihan ini agar para ibu-ibu di desa ini bisa membantu perekonomian keluarga sekaligus bisa berkontribusi bagi lingkungan di sekitarnya dengan memaksimalkan lahan untuk menanam sayur-sayuran," ungkap Gus Mukti dalam siaran persnya. Dia menambahkan dalam pelatihan tersebut, loyalis Ganjar Pranowo itu juga menyampaikan pengenalan media tanam, penyakit tanaman hidroponik hingga ke pemasaran produk hasil budi daya tanam hidroponik. Dia juga mengajarkan cara membuat nutrisi siap pakai untuk tanaman, kemudian dilakukan pindah tanam bibit ke instalasi hidroponik. "Tentunya awal dasar hidroponik adalah pembenihan dan pembibitan, cara budi daya yang baik dan benar, kemudian diakhiri dengan panen," tuturnya. Tidak hanya memberikan pelatihan, Santri Dukung Ganjar Jateng juga membagikan ratusan benih seperi ikan bibit sayur hingga pakan ikan.
\n\n \nkegiatan majelis taklim ibu ibu
Pengajian Majelis Taklim tingkat PAC Pengajian ini diadakan rutin 2 – 3 kali dalam seminggu di masjid-masjid , musala-musala , atau surau-surau yang bernaung di bawah organisasi. Setiap kelompok PAC biasanya terdiri 50 sampai 100 orang jemaat.
Home Jawa Tengah & DIY Selasa, 06 Juni 2023 - 1253 WIBloading... Relawan SDG menggelar pelatihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik bagi ibu-ibu Majelis Taklim Pucang, Kabupaten Klaten, Senin 5/6/2023. Foto/Dok. SINDOnews A A A KLATEN - Relawan Santri Dukung Ganjar SDG menggelar pelatihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik di Kabupaten Klaten. Pelatihan ini melibatkan bersama ibu-ibu Majelis Taklim tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengasah keterampilan para ibu-ibu bertani. Dengan demikian mereka bisa meningkatkan jiwa usaha melalui penerapan metode hidroponik."Pelatihan ini agar para ibu-ibu di desa ini bisa membantu perekonomian keluarga sekaligus bisa berkontribusi bagi lingkungan di sekitarnya dengan memaksimalkan lahan untuk menanam sayur-sayuran," kata Korwil SDG Jateng Gus Mukti Abdul Jabir di Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Senin 5/6/2023.Dalam pelatihan tersebut juga disampaikan pengenalan media tanam, penyakit tanaman hidroponik hingga ke pemasaran produk hasil budi daya tanam hidroponik. Termasuk cara membuat nutrisi siap pakai untuk tanaman, kemudian dilakukan pindah tanam bibit ke instalasi hidroponik."Tentunya awal dasar hidroponik adalah pembenihan dan pembibitan, cara budi daya yang baik dan benar, kemudian diakhiri dengan panen," hanya pelatihan, SDG Jateng juga membagikan ratusan benih seperi ikan bibit sayur hingga pakan ikan. Di sela kegiatan mereka juga memperkenalkan sosok Ganjar Pranowo kepada emak-emak majelis taklim Murniati, salah satu perwakila Majelis Taklim Pucang mengapresiasi kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh SDG ini. Dia mengatakan kegiatan yang dilakukan ini tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat khususnya ibu-ibu. Menurut dia, ibu-ibu bisa mengetahui cara budi daya tanama melalui sistem hidroponik. "Kegiatan ini bisa sangat bermanfaat banget. Saya berharap SDG Kalteng kegiatan ini dilakukan," katanya. poe hidroponik ketahanan pangan bercocok tanam emakemak klaten Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 2 menit yang lalu 16 menit yang lalu 36 menit yang lalu 37 menit yang lalu 54 menit yang lalu 1 jam yang lalu
Yang kami Hormati, Ibu Siti Rafi’ah selaku tuan rumah pada kesempatan malam hari ini. Yang sedang berbahagia, ibu-ibu jamaah pengajian rutin, majlis ta’lim al-‘Ulya. Pertama-tama, marilah kita haturkan puja dan puji syukur kita kehadirat Ilahi Rabbi, karena dengan ridha. Allah kita bisa melaksanakan acara rutin pada malam hari ini dengan

Klaten, - Sukarelawan Santri Dukung Ganjar SDG kembali menggelar pelatihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik bersama ibu-ibu Majelis Taklim Pucang di Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, awal pekan ini. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengasah keterampilan para ibu-ibu dalam bercocok tanam. Tujuan utamanya adalah membantu mereka meningkatkan usaha pertanian melalui penerapan metode hidroponik. Koordinator Wilayah SDG Jateng, Gus Mukti Abdul Jabir, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melatih para ibu-ibu agar dapat berperan aktif dalam perekonomian melalui wirausaha berbasis pertanian. "Pelatihan ini bertujuan agar para ibu-ibu di desa ini dapat membantu perekonomian keluarga dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya dengan memaksimalkan pemanfaatan lahan untuk menanam sayur-sayuran," ungkap Gus Mukti, Selasa 6/6/2023. Dia juga menambahkan bahwa dalam pelatihan ini, loyalis Ganjar Pranowo memberikan pengetahuan tentang media tanam, pengendalian penyakit pada tanaman hidroponik, dan pemasaran produk hasil budi daya tanaman hidroponik. Selain itu, dia juga mengajarkan cara membuat nutrisi siap pakai untuk tanaman, serta memindahkan bibit ke instalasi hidroponik. "Tahap awal dalam bercocok tanam hidroponik adalah pembenihan dan pembibitan, yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar, dan diakhiri dengan panen," tuturnya. Tidak hanya memberikan pelatihan, Santri Dukung Ganjar Jateng juga membagikan ratusan benih sayuran dan ikan kepada peserta pelatihan. \Di sela-sela kegiatan tersebut, mereka juga memperkenalkan sosok Ganjar Pranowo kepada peserta Majelis Taklim. Eni Murniati, salah satu perwakilan Majelis Taklim Pucang, mengapresiasi kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh SDG ini. Dia menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat, khususnya para ibu-ibu. Menurutnya, ibu-ibu sekarang dapat mempelajari cara bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik. "Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali. Saya berharap SDG Kalteng dapat melakukan kegiatan serupa," ujar Eni setelah menerima bantuan benih dari SDG Jateng. Saksikan live streaming program-program BTV di sini Santri Dukung Ganjar Padang Gelar Aksi Peduli Ponpes NUSANTARA Sukarelawan Ganjar Latih Santri Milenial untuk Ternak dan Budi Daya Nila NUSANTARA Santri Dukung Ganjar Jatim Dorong Santri Melek Teknologi Digital NUSANTARA Selain Berilmu Agama,Santri Harus Mampu Berwirausaha NUSANTARA Santri Dukung Ganjar Perluas Jaringan hingga ke NTB NUSANTARA Pengamat 60 Persen Keputusan Cawapres Ganjar Pranowo Akan Ditentukan Jokowi BERSATU KAWAL PEMILU

G82Lulq.
  • 97l3pg0sit.pages.dev/177
  • 97l3pg0sit.pages.dev/310
  • 97l3pg0sit.pages.dev/119
  • 97l3pg0sit.pages.dev/3
  • 97l3pg0sit.pages.dev/216
  • 97l3pg0sit.pages.dev/337
  • 97l3pg0sit.pages.dev/72
  • 97l3pg0sit.pages.dev/171
  • kegiatan majelis taklim ibu ibu